SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ada cara unik yang dilakukan untuk mendorong minat warga agar mengikuti vaksinasi Covid-19. Seperti yang berlangsung Senin (13/9) yang digelar di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Pemkot melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memilih objek wisata ini sebagai lokasi penyelenggaraan vaksinasi. Dengan lokasi wisata, diharapkan warga bisa menghabiskan kuota yang sudah disiapkan, yakni 1.500 vaksin Sinovac dosis satu dan dua.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, KBS dipilih sebagai salah satu tempat vaksinasi karena lokasinya yang strategis. Selain nyaman dan rindang, warga juga terlihat lebih antusias datang.
“Tempat ini kan rindang, nyaman. Sehingga warga melaksanakannya (memilih) di tempat ini,” kata Eri di sela meninjau pelaksanaan vaksinasi di KBS itu.
Melihat tingginya antusiasme masyarakat mengikuti vaksinasi di KBS, Eri berencana menggelar vaksinasi di objek wisata lain. Lokasi yang akan dipilih dipastikan memiliki ruang terbuka dan luas. Sehingga, sirkulasi udaranya bebas dan tidak menimbulkan kerumunan.
“Sebenarnya kami juga ingin melakukannya di tempat-tempat lain, tapi kalau di Jembatan Suroboyo kan panas, beda kayak di sini (KBS). Tapi ini antusias warganya (tinggi), nanti coba di tempat wisata lainnya seperti Kenjeran, mungkin akan kita kasih terop agar nyaman,” terangnya.
Diungkapkan Eri, bahwa vaksinasi di Kota Pahlawan pelaksanaannya tersebar di beberapa titik lokasi. Selain mencegah terjadinya penumpukan, pemilihan lokasi di KBS bertujuan mendorong minat warga mengikuti vaksinasi.
“Salah satunya dilakukan di tempat ini (KBS). Ini (peserta) dari Kecamatan Wonokromo dan tiga kelurahan dilakukan di tempat ini,” terusnya.
Selain berlangsung di KBS, kata dia, vaksinasi massal juga serentak dilakukan di 130 kelurahan. Bahkan di hari yang sama, pelaksanaannya tersebar di 165 titik lokasi.
“Ada juga mobil vaksin dari Polrestabes sekitar 22, serta kita juga akan sasar (door to door) ke bawah langsung,” ujarnya.
Eri optimistis, apabila semakin banyak lokasi vaksin, target capaian vaksinasi di Surabaya bisa lebih cepat. Apalagi, selama ini tenaga kesehatan (nakes) serta petugas vaksinator di Surabaya tak hanya berasal dari Dinkes, tapi juga didukung TNI dan Polri.
“Semakin banyak nakes, semakin banyak mobil vaksin, menuju vaksin 100 persen bisa dipercepat. Sekarang sudah 98 persen dosis pertama, dan dosis kedua sudah 65 persen. Target kita harus 200 persen,” jelasnya.
Di sisi lain, pihaknya juga berharap, herd immunity di wilayah aglomerasi (Surabaya, Gresik, Sidoarjo) bisa segera tercapai. Sebab, masyarakat di ketiga wilayah ini saling berhubungan.
“(Harapannya) aglomerasi ini bisa tercapai, sehingga Surabaya bisa mencapai level 1 atau zona hijau,” katanya. (ST01)