SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Mulai Senin (6/9) besok, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas untuk SD-SMP di Surabaya dimulai. Salah satu lembaga pendidikan yang telah siap melaksanakan PTM itu adalah SMPN 3 Surabaya.
Lembaga pendidikan ini sudah melakukan berbagai macam persiapan jelang pelaksanaan PTM. Kepala SMPN 3 Surabaya, Sukarjo menjelaskan beberapa persiapan jelang dimulainya PTM di antarannya adalah membuat surat edaran kepada wali murid.
Surat itu terkait surat pernyataan bahwa mengizinkan putra putri mengikuti PTM di sekolah. “Untuk mengikuti PTM, wali murid harus menyetujui terlebih dulu dengan membuat pernyataan yang kemudian kita kumpulkan,” katanya.
Selain itu, Sukarjo juga memastikan bahwa pelaksanaan PTM di SMPN 3 Surabaya itu menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Baik murid maupun akan dicek suhu tubuhnya terlebih dulu di depan gerbang sekolah menggunakan thermogun.
Jika suhu murid normal, mereka dipersilakan untuk masuk ke sekolah. Di sisi lain, mereka diwajibkan untuk selalu menggunakan masker saat berada di sekolah.
Jika suhu mereka di atas normal, akan istirahatkan terlebih dahulu terlebih dahulu di UKS. Setelah lima menit dicek kembali suhu tubuhnya.
“Kalau hasilnya normal, mereka silakan masuk ke ruang kelas. Jika ternyata suhunya tetap di atas normal, maka kita akan menghubungi puskesmas untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Sukarjo menyebut, SMPN 3 Surabaya telah menyiapkan enam ruang kelas yang akan digunakan selama PTM berlangsung. Masing-masing ruang kelas dapat menampung 15 murid atau hanya 25 persen dari kapasitas sesungguhnya. Sehingga, ada 90 murid yang akan mengikuti PTM dalam sehari dari total 1.007 peserta didik di SMPN 3 Surabaya.
“Untuk tahap pertama ini akan diikuti oleh murid kelas sembilan terlebih dahulu. Kita ingin melihat apakah pelaksanaannya dapat berjalan sesuai harapan. Kalau berjalan dengan lancar, maka murid kelas tujuh dan delapan akan mengikuti untuk mengikuti PTM,” sebutnya.
Di samping itu, Sukarjo menyatakan, bahwa petugas juga akan mensterilkan ruangan kelas dengan cairan disinfektan sebelum dan sebelum digunakan. Bahkan, tempat cuci tangan juga telah tersedia di masing-masing luar ruangan kelas. Sehingga setiap peserta didik dapat membersihkan tangan mereka terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kelas.
“Di dalam kelas kami juga menyediakan hand sanitizer dan tisu. Kemudian kami tata kursi dan mejanya agar menjaga jarak satu sama lain. Jalur masuk dan keluar dari ruang kelas pun kami bedakan,” jelasnya.
Tak hanya menyediakan sarpras pendukung PTM, sebab menghadapi juga menyediakan pembelajaran melalui keberanian. Artinya, proses pembelajaran ini dilaksanakan secara hybrid. Sehingga, murid yang tidak mengikuti PTM, dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung melalui berani. Sedangkan untuk waktu pembelajaran sendiri, akan berlangsung selama enam jam dalam sehari.
“Nanti tidak ada waktu istirahat, jadi anak-anak akan tetap di kelas. Untuk pelajaran olahraga kita hanya mengajarkan teori-teorinya saja. Karena saat ini masih tidak memungkinkan untuk praktiknya,” terangnya.
Ia juga menambahkan, murid yang ingin ke toilet akan didampingi oleh guru yang saat itu sedang tidak piket mengajar. Mereka juga tidak perlu untuk membuka pintu toilet. Sebab, sudah ada petugas yang akan membukakan dan menutup pintu toilet untuk mereka.
“Jadi, anak-anak tidak akan menyentuh perlengkapan yang ada di sana. Karena, sudah ada petugas yang siap membantu mereka,” imbuhnya.
Sedangkan untuk menghindari terjadinya jam pulang sekolah, disarankan juga untuk para murid agar tetap berada di kelas hingga orang tuanya datang bertemu.
“Petugas keamanan yang berjaga di depan gerbang sekolah akan memberitahukan kepada guru yang akan datang untuk menghubungi putra-putrinya,” tambahnya. (ST01)