SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bertahap untuk jenjang SMA/SMK dan SLB dimulai hari ini, Senin (30/8). PTM terbatas bertahap ini dilaksanakan pada 20 kabupaten/kota di Jatim dengan PPKM level 2 dan 3.
Pelaksanaan PTM terbatas bertahap ini merupakan tindak lanjut Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomor 35 tahun 2021 yang mengizinkan PTM di PPKM level 1, 2 dan 3. Namun pelaksanaan PTM itu menerapkan protokol kesehatan ketat.
Salah satu sekolah yang mulai melakukan PTM terbatas bertahap yaitu SMK Negeri 7 Surabaya. Sekolah di Jalan Pawiyatan Surabaya tersebut berada dalam zonasi wilayah PPKM level 3.
Sebagai informasi, di SMKN 7 Surabaya terdapat 8 jurusan dengan jumlah total siswa sebanyak 2.120. Dengan rincian, kelas X sebanyak 821 siswa, kelas XI sebanyak 604 siswa, dan kelas XII 695 siswa. Namun pada PTM terbatas bertahap ini hanya dibatasi 50 persen per kelas dari kapasitas normal.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMK Negeri 7 Surabaya ini. Ia tiba sekitar pukul 08.00 WIB.
Sebelum memasuki wilayah sekolah, Khofifah dilakukan pengecekan suhu tubuh dan diberikan hand sanitizer oleh tim Satgas Covid-19 SMKN 7 Surabaya. Selanjutnya, Khofifah melihat secara langsung proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara hybrid learning. Artinya pembelajaran tak hanya diikuti murid yang hadir tatap muka, tetapi juga melalui daring.
Saat dalam kelas, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berinteraksi dengan para siswa. Dalam perbincangannya Khofifah menanyakan siswa saat mengawali PTM terbatas bertahap.
“Anak-anakku bagaimana kabarnya hari ini? Belajar materi praktik apa hari ini? Yang semangat ya nak,” tanyanya.
“Senang ya mulai belajar tatap muka meskipun masih terbatas dan bertahap? Semoga apa yang kalian cita-citakan dapat terwujud,” lanjutnya.
Menanggapi pertanyaan dari Khofifah, siswa serempak menjawab senang bisa mulai belajar di dalam kelas. Ada yang senang karena bisa mendapatkan ilmu dengan kegiatan praktik. Ada yang senang karena bisa berdiskusi dengan guru dan teman-temannya.
Tak hanya berbincang, Khofifah juga meminta salah satu siswi, Mila Murdianti, yang satu-satunya murid perempuan dalam kelas tersebut, untuk menunjukkan karyanya membuat sistem pendingin.
“Ini bisa untuk AC dan kulkas ya nak? Harapanmu bagaimana nak untuk ke depan?” tanya Khofifah kepada Mila. Pertanyaan ini ditanggapi Mila bahwa ia menginginkan untuk lebih banyak praktik agar memiliki keterampilan sesuai jurusan yang digelutinya.
Tampak dalam kegiatan belajar mengajar di SMKN 7 Surabaya, para siswa antusias dalam mengikuti instruksi yang diajarkan para guru. Mereka semua tertib menggunakan masker, kemudian duduknya diatur dengan jarak sekitar 1,5 meter antar siswa.
Khofifah pun mengapresiasi kesiapan SMKN 7 Surabaya dalam melaksanakan PTM terbatas bertahap. Jika dilihat telah menerapkan protokol kesehatan.
“Alhamdulillah, SMKN 7 Surabaya telah melaksanakan PTM terbatas bertahap sesuai dengan SOP Inmendagri No. 35 Tahun 2021,” ujar Khofifah.
Gubernur Khofifah pun juga mengecek kesanggupan sekolah dalam mentaati peraturan PTM yang meliputi kapasitas kelas 50 persen, dan guru yang telah divaksin. Selain itu sekolah juga menerapkan 4 jam pelajaran setiap jam pelajaran setara 30 menit, seminggu maksimal dua kali masuk, kesiapan Satgas Covid-19 di tingkat sekolah, serta izin dari orang tua siswa.
“Jadi dimulainya PTM tetap pola pembelajaran kita masih hybrid. Jadi jika ada kebutuhan yang perlu disupport dan dilengkapi, bisa dimusyawarahkan. Terlebih kita masih melakukan ini secara bertahap, jadi sambil mengukur kapasitas kita sendiri,” ujar Khofifah.
“Yang penting tetap menaati peraturan dari pemerintah. Untuk teknisnya, bisa diputuskan masing-masing daerah. Apakah akan bergantian harinya untuk setiap kelas, atau dibuat shift per hari. Yang penting hal-hal dasar seperti pengadaan tempat cuci tangan , bermasker dan social distancing harus dilakukan,” lanjutnya. (ST02)