SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Berdasarkan survei yang dilakukan oleh OJK menyebutkan indeks literasi dan indeks inklusi keuangan Jatim berdasarkan hasil survei tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun 2016 dan lebih baik dibandingkan nasional.
Indeks literasi keuangan Jawa Timur meningkat dari 35,6 persen pada tahun 2016 menjadi 48,95 persen pada tahun 2019 sementara nasional 38,03 persen. Kemudian Indeks inklusi keuangan Jawa Timur meningkat dari 73,2 persen di tahun 2016 menjadi 87,96 persen di tahun 2019, sementara nasional 76,19 persen.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan literasi dan inklusi keuangan ini sangat penting. Karena menurut Jack Ma (Founder e-commerce Ali Baba) di salah satu pertemuan ekonomi internasional, bahwa di tahun 2030 ekonomi global itu 80 persen akan banyak bertumpu pada sektor UMKM.
Masih kata Jack Ma, di tahun 2030, sebanyak 99 persen UMKM akan masuk pada sistem online dan di tahun 2030 pula 85 persen UMKM akan masuk pada e-commerce.
“Artinya keuangan inklusi itu menjadi bagian yang sangat penting untuk mendorong keberseiringan percepatan bagaimana digitalisasi sistem ini kemudian menjadi bagian yang diikuti oleh seluruh warga bangsa bahwa digitalisasi di sektor keuangan ini akan menjadi bagian dari pendorong dan penguatan proses UMKM di seluruh dunia,” katnya.
“Apalagi di Jatim ini kontribusi sektor UMKM dalam PDRB mencapai 57,25 persen dan ini jadi backbone (tulang punggung) ekonomi Jatim,” tambah Khofifah.
Sebelumnya, Ketua Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Daerah (FKLJKD) yang juga Dirut Bank Jatim Busrul Iman mengatakan bahwa FKLJKD Jatim senantiasa mendukung keberhasilan program KEJAR di Jatim. Dimana Bulan Juli hingga Agustus tahun 2021, FKLJKD Jawa Timur bersama dengan perwakilan Bank penyelenggara tabungan SimPel telah mencapai perolehan 61.000 rekening dengan total nominal lebih dari Rp 3,1 miliar.
Guna mendukung keberhasilan program KEJAR, lanjutnya, diperlukan adanya kegiatan yang dapat meningkatkan awareness dari Lembaga Regional, Pemerintah Daerah, Industri Perbankan dan stakeholders yang dapat mendorong tumbuhnya kesadaran menabung sejak dini para pelajar di sektor jasa keuangan salah satunya melalui program KREASI ini.
“Kami harapkan dengan adanya Puncak KREASI ini, tidak hanya dapat memberikan sumbangsih bagi perekonomian Indonesia, namun juga menjadi langkah awal mendampingi generasi muda Indonesia dalam mencapai mimpinya melalui rekening tabungan yang ada di sektor jasa keuangan,” katanya.
Sementara itu, Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi mengatakan bahwa Puncak KREASI pada hari ini diadakan secara serentak di 35 kota di Indonesia. Puncak KREASI di Jawa Timur merupakan kerjasama Pemprov. Jatim, OJK KR4, dan Bank Penyelenggara SimPel di Jawa Timur.
“Untuk itu kami optimistis bahwa target inklusi keuangan pada tahun 2024 di atas 90% di Jatim dapat tercapai,” pungkasnya. (ST02)