SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Aksi berbagi di masa pandemi terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat Surabaya. Tak terkecuali kelompok disabilitas. Meski mempunyai keterbatasan, namun hati mereka menjadi pendorong yang kuat untuk menolong mereka yang membutuhkan.
Pembagian masker, sembako, dan wedang pokak menjadi aksi mereka yang tergabung di Jogoboyo Disability Care. Aksi dilakukan di kawasan Klampis Semalang Surabaya dan menyasar ratusan warga.
Ketua Jogoboyo Disability Center Suntoro Dani mengatakan bahwa aksi tersebut murni dilakukan oleh mereka yang menyandang disabilitas untuk masyarakat umum. Baginya, keterbatasan yang dialami bukan kendala untuk berbuat baik untuk sesama.
“Kita tidak ingin bahwa disabilitas menjadi penghalang untuk berbuat baik. Kita juga mampu untuk melalukan apa yang dilakukan oleh mereka yang normal. Berbuat kebaikan tidak harus terhalang dengan kondisi disabilitas,” ungkap Suntoro Dani yang menyandang disabilitas tuna daksa.
Selain itu, menurut aktivis disabilitas nasional tersebut, bahwa kesan yang ada bahwa mereka yang disabilitas adalah objek penerima atau pihak yang harus dikasihi. Hal tersebut tidak seluruhnya benar. Dikatakan, mereka pun mampu menggalang bantuan untuk disalurkan.
Suntoro Adi menambahkan bahwa disabilitas juga bisa menjadi subyek. Dan ini harus dikumandangkan agar disabilitas mempunyai semangat untuk mandiri.
“Jangan selalu menempatkan kaum disabilitas sebagai objek tapi kita juga bisa menjadi subyek untuk kebaikan bagi sesama. Dan semoga ini bisa menginspirasi teman disabilitas lain untuk mandiri,” lanjut Sundoro yang juga berkarya sebagai staf notaris di Surabaya.
Ke depan Jogoboyo Disability Care akan lebih aktif lagi untuk berbagi dengan masyarakat. Sundoro juga menyampaikan bahwa target lain yang ingin dicapai adalah vaksinasi untuk semua masyarakat disabilitas di Surabaya.
“Kita akan juga memperjuangkan teman teman disabilitas lainnya untuk mendapatkan vaksin. Agar mereka juga merasa aman ditengah kondisi pandemi covid 19,” tukasnya.
“Apa yang dilakukan mereka yang mengalami disabilitas bisa menyadarkan kita, agar tidak selalu mengeluh atau sambatan. Saatnya bangkit dan tetap semangat. Kalau yang disabilitas saja bisa, mosok sing normal gresulo ae ” pungkas Abah Djadi panggilan akrab Djadi Galajapo. (ST01)