SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Berbagai pelayanan fasilitas kesehatan dikembangkan Pemprov Jatim untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya, ada empat pelayanan baru di RSUD dr Soetomo yang kini dioperasionalkan.
Empat pelayanan itu yakni Ruang Isolasi Khusus (RIK) 7 dan Ruang Wijaya Kusuma yang merupakan ruang VIP bagi pasien Covid-19. Dua lagi adalah Optimalisasi Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT), dan Obgyn Clinic Graha Amerta.
Gedung RIK 7 memberikan layanan perawatan intensive care sebanyak 29 bed, dan ruang isolasi bertekanan negatif sekitar 200 bed. Dengan adanya penambahan bed di RIK 7, sehingga total bed layanan Covid-19 di RSUD dr Soetomo saat ini sebanyak 745 bed. Sedangkan ruang Wijaya Kusuma digunakan untuk perawatan VIP-VVIP Covid-19 dengan kapasitas 6 ruang perawatan.
Untuk mobil layanan PPJT digunakan untuk optimalisasi PPJT disebut juga Chest Pain Unit Soetomo yang diperuntukkan bagi pasien jantung. Jika ada pasien mengalami nyeri dada mendadak, bisa menghubungi RSUD dr Soetomo melalui aplikasi. Selanjutnya pasien akan dijemput menggunakan ambulance yang alkesnya lengkap untuk menangani pasien jantung.
Sementara pelayanan keempat yaitu Obgyn Clinic Graha Amerta. Poliklinik kandungan ini bisa melayani ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Empat pelayanan ini diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan rangkaian melati oleh Khofifah yang didampingi Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, serta Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi.
Khofifah mengatakan dengan adanya inovasi pelayanan-pelayanan ini menunjukan bahwa RSUD dr Soetomo tetap tangguh dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19. “Ini sesuai dengan spirit peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI bahwa RSUD dr Soetomo terus memberikan ketangguhan dan terus tumbuh di tengah kondisi yang tidak mudah saat pandemi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan pelayanan ini juga diinisiasi sebagai bentuk kesiapsiagaan Pemprov Jatim. Meskipun BOR ICU Covid-19, isolasi Covid-19, RS Darurat Covid-19, dan rumah observasi semuanya dalam kondisi menurun. Namun ia menegaskan bahwa layanan ini merupakan kesiapsiagaan.
“Kita berdoa dan berikhtiar semoga pengendalian Covid-19 dapat dimaksimalkan dan kasusnya terus menurun,” kata dia.
“Kita tentu tidak ingin Covid-19 ini kasusnya melonjak lagi. Kita berusaha mengendalikan kasus Covid-19 di Jatim terus turun dan melandai. Namun demikian, kita harus tetap melakukan kesiapsiagaan,” lanjut gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Khofifah menjelaskan, berdasarkan data per 19 Agustus 2021, dibandingkan data per 3 Juli 2021 BOR RS Rujukan COVID-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah dibawah standar WHO 60 persen. Di mana untuk BOR ICU dari 78 persen turun menjadi 56 persen, BOR Isolasi biasa dari 81 persen turun menjadi 37 persen, BOR RS Lapangan dari 69 persen turun menjadi 28 persen, dan BOR Rumah Karantina dari 50 persen turun menjadi 23 persen. (ST02)