SURABAYATODAY.ID, SITUBONDO – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyerahkan dua alat konsentrator oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besuki, Situbondo, Sabtu (14/8) sore. Penyerahan tersebut diharapkan mempercepat penanganan Covid-19. Apalagi, di kawasan Panarukan, jauh dari pusat penyediaan oksigen cair.
“Tentunya keberadaan alat ini menjadi penting. Mudah-mudahan bermanfaat meskipun jumlahnya terbatas. Nanti jika sudah ada stok lagi akan segera kami serahkan ke Situbondo kembali,” jelas Wagub Emil.
Wagub Emil yang hadir didampingi Bupati Situbondo, Wakil Bupati Situbondo, Direktur RSUD Besuki, Ketua PC NU Situbondo, dan Kabid Pemerintahan Bakorwil V Jember tersebut menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Situbondo atas kerjasama yang baik untuk menangani Covid-19.
“Apresiasi ini saya sampaikan karena dalam 5 hari terakhir, kumulatif angka kesembuhan signifikan melebihi kasus tambahan baru,” ujarnya.
Wagub Emil kembali menyampaikan, tren kasus Covid-19 yang semakin baik harus diiringi dengan pendataan kontak erat atau tracing sesuai persyaratan Kemenkes RI. Sembari menunjukkan data SiLacak, Emil menunjukan kepada awak media grafik penurunan kasus konfirmasi yang semakin menurun.
“Penurunan kasus konfirmasi sudah masuk ke level 2, sedangkan untuk kasus kematian masih dalam level 3 atau 4 tapi menunjukan tren penurunan yang sama,” jelasnya.
Sementara berdasarkan data Dinkes Jatim per Jumat (13/8), angka kumulatif kasus positif di Situbondo mencapai 6.854 kasus. Sedangkan untuk total kasus sembuh sebanyak 5.614 dan 813 kasus meninggal. Hingga 13 Agustus 2021 itu, tercatat sebanyak 428 kasus aktif.
Atas tren penurunan kasus yang signifikan itu, Emil mengimbau kepada masyarakat di Situbondo agar tidak lengah.
“Tolong jangan lengah, berhati hatilah dengan situasi ini,” tegas Emil.
Masih menurut Emil, penyebaran kasus Covid-19, utamanya varian Delta perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah. Terlebih bagi masyarakat yang tengah terkonfirmasi positif dan yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman).
“Jangan sampai kondisi sudah semakin menurun baru datang ke layanan kesehatan, ini bahaya. Harapannya puskesmas bisa memantau saturasi oksigen pada masyarakat yang isoman. Mencegah terjadinya hipoksia (kekurangan oksigen) tanpa sadar,” imbau Emil. (ST02)