SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya bekerjasama dengan Pemprov Jatim, Polri, dan TNI bahu-membahu mempercepat tercapainya herd immunity di Jawa Timur, termasuk di Kota Surabaya. Caranya dengan menggencarkan serbuan vaksinasi.
Seperti yang diaksanakan hari ini, Kamis (12/8). Ada sebanyak 67 titik lokasi yang tersebar di 31 kecamatan se Surabaya menggelar vaksinasi serentak.
Di antara 67 titik lokasi itu adalah di lapangan Thor dan vaksinasi untuk pelajar SMP se Surabaya yang digelar di Islamic Center Surabaya. Serbuan vaksinasi di 67 titik lokasi itu merupakan dosis kedua Sinovac.
Serbuan vaksinasi massal di Lapangan Thor itu juga ditinjau Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto yang didampingi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan serbuan vaksinasi massal secara serentak di 67 titik lokasi merupakan tindak lanjut dari arahan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
“Jadi, pelaksanaan serbuan vaksinasi yang dilakukan hari ini bisa terlaksana atas arahan dari Bapak Pangdam V/Brawijaya, Bapak Kapolda Jatim, dan Ibu Gubernur Jatim,” kata Eri.
Ia bersyukur atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh Koarmada II, TNI, Polri, Pemprov Jatim, Forkopimda Jatim, dan Forkopimda Surabaya. Dengan kolaborasi itu akhirnya pelaksanaan vaksinasi massal dosis kedua di Kota Surabaya berjalan lancar.
“Alhamdulillah hari ini kita ada Pangkoarmada II yang memberikan support kepada kami, kepada Forkopimda Kota Surabaya karena awal dulu, dosis satu juga di sini. Vaksin juga dari beliaunya, sehingga dilanjutkan lagi dengan dosis kedua,” ujarnya.
Eri menerangkan, Pemkot Surabaya menyiapkan 218.610 dosis dua vaksin Sinovac. Dengan harapan, masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis satu pada rentan 24 Juli – 9 Agustus dapat terpenuhi seluruhnya.
“Insyaallah, kabarnya Sabtu akan datang lagi, kita akan lakukan lagi di hari berikutnya,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan, saat ini pemkot dan Polrestabes Surabaya sedang menyiapkan sekitar 30 unit mobil yang akan digunakan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi massal. Menurutnya, penggunaan mobil ini akan lebih mudah menjangkau kelompok masyarakat difabel dan lansia yang tidak memungkinkan untuk datang langsung ke lokasi vaksinasi.
“Insya Allah Pak Kapolrestabes punya inovasi, ada mobil, nanti kita akan gabung dengan mobilnya kita, ada sekitar 30 mobil. Nanti ketika ada vaksin pertama untuk lansia, yang kedua nanti untuk difabel yang tidak bisa datang ke tempat vaksinasi. Kita akan datangi dengan mobil yang kita punya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk tercapainya herd immunity di Surabaya Raya, capaian vaksinasi di wilayah aglomerasi yang meliputi Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Lamongan juga harus mencapai 70 persen. Maka sesuai arahan dari Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, dan Gubernur Jatim, Pemkot Surabaya akan mengirimkan tenaga kesehatan (nakes) untuk membantu percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi.
“Nakes kita nanti akan berbagi untuk membantu di Surabaya Raya. Sehingga aglomerasi sesuai arahan Bapak Pangdam V/Brawijaya, Bapak Kapolda Jatim, dan Ibu Gubernur Jatim bisa terbentuk. Sehingga kita Surabaya Raya bisa aman,” jelasnya.
Usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di lapangan Thor, Wali Kota Eri beserta rombongan bergeser menuju lokasi vaksinasi massal untuk pelajar SMP yang diselenggarakan di Islamic Center Surabaya. Setibanya di lokasi, Eri beserta rombongan menyapa dan bercengkrama serta memberikan semangat kepada pelajar yang sedang menunggu giliran divaksin.
“Namanya siapa? Ke sini sama siapa? Sekolahnya daring terus ya? Gak pernah ketemu teman-temannya berarti. Eh, belum selesai itu disuntiknya, masih ada tiga kali suntik lagi,” canda Eri untuk menghilangkan rasa takut pelajar tersebut.
Melihat antusiasme yang begitu tinggi, Eri mengimbau kepada peserta vaksinasi untuk datang sesuai dengan jam yang tertera di undangan. Sebab, banyak peserta yang datang jauh lebih cepat daripada waktu yang ditentukan. Menurutnya, para wali murid mungkin khawatir dan trauma tidak kebagian vaksin.
“Tadi ada yang jadwalnya jam 15.00 WIB, tapi jam 08.00 sudah datang. Makanya saya bilang, kalau belum jamnya jangan masuk dulu. Kita harus kasih pengertian, kalau belum jamnya masuk, jangan masuk,” pungkasnya. (ST01)