SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Qomarul Lailah, guru mata pelajaran Bahasa Inggris dari SDN Sawunggaling 1 Surabaya terpilih menjadi wasit perempuan dari Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo. Lia, demikian Qomarul Lailah biasa disapa, mengatakan tidak mudah untuk mencapai hal itu.
Ia menceritakan pengalamannya saat kali pertama menjadi wasit. Awalnya dia mengaku tidak tertarik lantaran tak memahami olahraga badminton.
Tetapi, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia tertarik dan mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Hasilnya, ibu dua anak lulus.
Namun kelulusannya itu tak lantas membawanya menjadi wasit profesional. Ia mengaku kerap diprotes.
“Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya, ada yang bilang ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi,” akunya.
Lia tidak patah semangat. Sebaliknya ia optimistis dan terus belajar dan mencari referensi buku Law of Badminton.
“Dan buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris,” papar dia.
Dari situlah perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 ini terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Seiring itu, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun begitu, ia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.
Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya, juga diimplementasikan di sekolah. Ia pun mengaku anak-anak tersebut selalu dilatih selalu agar selalu disiplin, percaya diri dan pantang menyerah. Menurut dia, itu yang menjadi poin pentingnya dalam meraih kesuksesan.


“Ternyata itu betul-betul terjadi, ketika kita menerapkan tiga hal itu akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin,” tutur dia.
“Kalau ingin berhasil, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real bonek. Bonek sejati itu kalau kalah main bukan sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu ‘wani’ berbicara Inggris,” lanjutnya.
Dia berharap generasi penerus bangsa khususnya Arek-Arek Suroboyo gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya. Lia pun berterima kasih kepada berbagai pihak atasnya kesempatan yang diberikan, termasuk Dispendik Kota Surabaya. (ST01)





