SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sebuah video viral mencatut RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dan beredar di media sosial. Video berdurasi 2.41 menit itu memperlihatkan beberapa orang masuk ke sebuah rumah sakit dengan nada marah dan melakukan tindakan tidak menyenangkan kepada salah satu tenaga kesehatan (nakes).
Namun persoalan video itu kini telah berakhir damai. Arthur, mewakili pihak keluarga pasien yang meninggal mengatakan, pihaknya telah membuat video klarifikasi permohonan maaf. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada RS BDH yang telah memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarganya.
“Kami atas nama keluarga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya RS BDH atas insiden yang terjadi. Kami juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan kesehatan yang diberikan” katanya.
Sementara itu, Sandy yang menyebarkan video tersebut melalui aplikasi Tiktok juga telah membuat video permintaan maaf yang diunggah di akun pribadinya. Dalam video tersebut, Sandy mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui permasalahan yang terjadi di RS BDH.
“Saya ingin meminta maaf terkait video yang saya unggah di aplikasi tiktok kepada RS BDH. Saya berjanji tidak akan terulang lagi kejadian yang seperti ini,” ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsek Benowo Ipda Jumeno mengatakan, kejadian itu terjadi pada 26 Juli 2021. Pada hari itu juga, Dinas Kesehatan (Dinkes) melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Benowo. Namun, setelah melalui proses mediasi dengan pihak kepolisian, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
“Kejadiannya tanggal 26 Juli. Jadi, setelah kita adakan proses mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai,” terang Jumeno, Selasa (3/8).
Jumeno menerangkan, pihaknya tidak meneruskan laporan dari RS BDH. Menurutnya, kasus ini terjadi karena adanya kesalahpahaman dan pihak keluarga pasien, mereka pun sudah meminta maaf kepada RS BDH dan membuat video klarifikasi untuk meredakan situasi.
“Tidak kita lanjutkan. Itu salah paham dan keluarga pasien juga sudah ada permintaan maaf ke rumah sakit,” terangnya.
Ia menyayangkan beredarnya video dengan narasi tersebut. Padahal, kejadian itu terjadi pada tanggal 26 Juli. Jenazah pasien pun sudah dimakamkan secara protokol kesehatan di makam Babat Jerawat blok Covid-19.
“Kenapa kok viral sekarang dengan narasi seperti itu. Kan sudah lama. Jenazah juga sudah dimakamkan. Jadi kan sudah selesai dan damai,” ujarnya. (ST01)