SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Bangkalan, Pemprov Jatim bergerak cepat melakukan berbagai langkah penanganan. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan berbagai langkah pengendalian Covid-19 terus masif dilakukan, termasuk meminimalisir dan mencegah peningkatan kasus Covid-19 di Bangkalan dan sekitarnya.
“Saat ini status Bangkalan, beberapa kecamatan sudah masuk ke dalam zona merah. Kami mengidentifikasi 4 kecamatan. Upaya tracing terus kami intensifkan,” tegas Emil.
Hal ini disampaikannya saat memberikan pemaparan secara daring bersama jajaran BNPB di ruang kerja Wagub Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya. Emil menjelaskan, Pemprov Jatim melakukan langkah-langkah persuasif lewat upaya ajakan kepada masyarakat untuk meningkatkan peran aktif melakukan penanganan Covid-19 di Bangkalan.
Dikatakan, dengan ada inisiatif dari pesantren, guru agama, dan dengan adanya program rumah sehat dapat membantu mengatasi keterbatasan ketersediaan isolasi di Bangkalan. “Karena apabila ditumpukkan pada 6 rumah sakit penyangga di Surabaya, akan berisiko. Karena Surabaya merupakan rujukan di Jawa Timur,” jelas Emil.
Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 semakin meluas, Pemprov Jatim sedang mereview adanya sistem penyekatan yang saat ini tengah diberlakukan.
“Ada kewajiban menyediakan rapid antigen agar bisa berkendara dari Surabaya ke Bangkalan dan sebaliknya. Ini menjadi pertimbangan apabila sampai pada lebaran haji. Kami juga konsultasi pada pakar epidemologi dan jajaran forkopimda dan tokoh masyarakat,” ujar mantan bupati Trenggalek ini.
Untuk memudahkan penanganan Covid-19 di Jawa Timur, Emil menambahkan, Pemprov Jatim juga terus intensif melakukan pemetaan dan pendataan tersedianya Bed Occupancy Rate (BOR). Itu dilakukan untuk mengantisipasi rumah sakit agar tidak terjadi over kapasitas.
“Kita memastikan program di rumah sakit bisa dibagi dengan fasilitasi isolasi, agar mendapat penanganan intesif. Terkait upaya keterbatasan Faskes (fasilitas kesehatan) di Bangkalan, itu fokus kami untuk memastikan rumah sakit penyangga menerima bukan hanya kasus dari Bangkalan saja,” terang Emil.
Di sisi lain ia berpesan, meski pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi, diharapkan masyarakat Jawa Timur bahu membahu mendorong upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Karena dampaknya saling berkaitan.
“Bukan tidak berkegiatan sama sekali, namun ini untuk kelancaran logistik. Yang penting kasus tidak meningkat, sehingga tidak berimbas juga pada meningkatnya jumlah angka kasus kematian,” pesan Emil. (ST02)