SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Jelang Salat Idul Fitri, Gubernur Khofifah mencontohkan rencana pelaksanaan yang dipersiapkan di Masjid Al Akbar Surabaya (MAS). Di mana rencana pelaksanaannya ditetapkan dengan format pendaftaran terlebih dahulu bagi para calon jamaah yang ingin mengikuti penyelenggaraan Salat Idul Fitri. Utamanya bagi daerah yang masuk dalam zona oranye.
“Hal ini kita lakukan, sehingga tidak ada yang tiba-tiba datang pagi, yang berkeinginan Salat Id banyak, lalu akhirnya mereka berhimpitan,” ujar Gubernur Khofifah.
Di MAS, jamaah ditandai dengan ID Card. “Bagi jamaah yang tidak memiliki Id Card tidak bisa Salat Idul Fitri di masjid,” imbuhnya.
Lebih lanjut mantan Menteri Sosial RI tersebut meminta kepada seluruh masyarakat untuk menindaklanjuti imbauan tersebut. Dirinya pun berharap kepada masjid-masjid di Jatim untuk mencontoh mekanisme yang sudah dilakukan di masjid Al-Akbar Surabaya. Di mana skema pendaftarannya dilakukan secara online.
“Di Masjid Al Akbar, hanya dibatasi 6.000 jamaah, yakni 15 persen dari kapasitas masjid sebesar 40 ribu. Jamaah diberikan ID card untuk membedakan jemaah pria dan jemaah wanita. Sangat kita mohon. Ini semua kita lakukan untuk kewaspadaan berganda,” tegas Khofifah.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menambahkan, hal-hal terkait dengan pelaksanaan Salat Idul Fitri 1442 H, seperti mengunjungi sanak keluarga, takbiran dan lain sebagainya diharapkan tetap mematuhi imbauan pemerintah. “Mohon semuanya dijaga. Mohon kali ini tidak usah melakukan takbiran keliling,” jelasnya.
Dirinya pun berpesan, kepada masyarakat agar memastikan bahwa semua protokol kesehatan (Prokes) harus dijalankan dengan disiplin, detail dan teliti. “Kali ini, kita semua harus melakukan proses teridentifikasi, juga harus dilihat dengan prosentase tertentu. Jadi kalau ada wilayah masih masuk dalam zona orange, maka maksimal kapasitas masjid hanya 25 persen. Karena itu, mendaftarkan lebih awal, lebih baik,” imbau Khofifah.
Dirinya pun berharap, proses pendaftaran para jamaah untuk mengikuti Salat Id menjadi sesuatu yang penting. Yakni agar setiap jamaah bisa melaksanakan ibadah dengan rasa aman.
“Jika ada jamaah yang belum terdaftar karena kapasitas masjid penuh, maka diharapkan dapat melaksanakan Salat Id di rumah saja,” pintanya.
Khusus untuk tempat wisata, Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa Forkopimda Jatim sudah menyepakati kapasitas maksimum saat Idul Fitri 1442 H hanya 25 persen. “Bisa dilihat dari jumlah tiket yang terjual dari jumlah total seluruh kapasitas,” jelas Khofifah.
Nantinya, terang Khofifah, setelah kapasitas terpenuhi, pihak Polri akan melakukan penyekatan di titik-titik tertentu. “Jadi kalau sudah nomor polisi L tidak bisa ke kota Batu, nanti akan dilakukan pemutaran kendaraan,” jelas Khofifah.
Ia juga mengatakan, wisata merupakan satu paket dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Agar sinergitas antar Kepala Daerah dan seluruh elemen tetap terlaksana, dirinya meminta agar ada koordinasi di tingkat bawah.
“Begitu juga di tingkat desa, seperti Babinsa, Babinkamtibmas harus bersinergi untuk mengendalikan mobilitas masyarakat,” terang Khofifah. (ST01)