SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemprov Jatim melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menandatangani tujuh Memorandum of Understanding (Mou) dengan Group of Development Technologies and Construction Companies (GDTC) Maroko. Nota kesepahaman itu senilai Rp 8.592.425.221.600.
Penandatanganan MoU itu sendiri dilakukan oleh Chairman GDTC Maroko, HEH Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour dengan tujuh direktur BUMN dan BUMD di Jatim. Penandatangan MoU dilaksanakan di gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (8/5).
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menyampaikan, bahwa peran seorang kepala daerah dinilai sangat penting dalam menginventarisasi dan mengidentifikasi peluang investasi di daerahnya masing-masing. “Ini momen penting. Saya harap seluruh pihak bisa memanfaatkannya dengan baik,” tutur Wagub Emil.
Permintaan Wagub Emil ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, pertumbuhan realisasi investasi Jatim mengalami pertumbuhan signifikan pada 2020 di masa pandemi ini yaitu 33,8 persen dibandingkan 2019 sebesar 14,3 persen. Pertumbuhan tersebut disebutkan yang tertinggi di Indonesia.
Sedangkan dari segi makro ekonomi, Jawa Timur menyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 24,62 persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sendiri mengalami kontraksi sebesar 0,44 persen yang didominasi oleh sektor industri 30,94 persen, perdagangan 18,68 persen dan pertanian 10,84 persen.
Sehingga dengan disepakatinya MoU tersebut, akan ditindaklanjuti dan menjadi peluang tumbuhnya pembangunan yang cukup signifikan di Jatim. “Ini langkah awalnya. Nanti akan ada pembahasan lanjutan yang tentunya akan dibahas secara teknis,” ungkap Emil.
“Karena GDTC memang tertarik dengan proyek-proyek yang ada kaitannya dengan pemerintah. Baik dari sisi infrastruktur maupun proyek yang dimiliki BUMD maupun BUMN,” imbuhnya.
Sementara itu, inilah tujuh nota kesepahaman yang diteken dengan GDTC Maroko:
– Proyek pengembangan pelabuhan terminal umum di Kota Probolinggo dengan PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) senilai Rp 2,1 miliar.
– Proyek pembangunan dan pengoperasian pengolahan air di kawasan Industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE), Maspion dan NIP dengan PT Air Bersih Jatim senilai Rp 347.000.000.
– Proyek Pembangunan Puspa Agro dengan PT Jatim Graha Utama senilai Rp 1.783.111.250.000.
– Proyek pembangunan kawasan wisata “Ngawi Planetarium Agro Park” dengan PD Sumber Bhakti senilai Rp 125 miliar.
– Proyek pembiayaan bisnis jasa sterilisasi ultimate EBM dan X-Ray dengan PT Kasa Husada senilai Rp 300 miliar, proyek pembangunan tol Pasuruan-Probolinggo dengan PT Trans Jawa Paspro senilai Rp 1.506.313.971.600.
– Proyek pembangunan tol Krian Legundi dengan PT Waskita Bumi Wira senilai Rp 2.431.000.000.000.
Selain mil Elestianto Dardak, hadir pula GDTC ASEAN Lead Coordinator Joey Yap Chiew Lian, GDTC ASEAN Datin Noor Khana Binti Ramli, Kakanwil BI Perwakilan Jatim Difi Ahmad Johansyah, dan Deputi Direktur Pengawasan LJK4 dan Perjanjian OJK Jatim Eka Gonda Sukmana.
Selai itu ada pula Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Bupati Ngawi Ony Anwar, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Bupati Probolinggo Puput Tantriana dan Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron.
MoU itu sendiri merupakan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) usulan project kerjasama antara GDTC dengan Perusahaan, BUMD dan BUMN di Jawa Timur. Hasilnya, ketujuh proyek tersebut telah menarik minat GDTC dan telah ditindaklanjuti dengan pembahasan teknis.
Sementara itu, Chairman GDTC Maroko HEH Sharif Moulay Sidi Al Sultan Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengungkapkan senang dengan disepakatinya 7 MoU. Dirinya berharap, kerjasama tersebut memberikan peluang yang baik.
“Saya senang bisa berinvestasi disini. Semoga momen ini, utamanya di bulan suci ini bisa membawa kebaikan bagi semuanya,” ungkapnya. (ST02)