SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sejak pandemi Covid-19 berimbas makin tingginya pelaksanaan digitalisasi sistem pendidikan. Pembelajaran kini dilakukan secara jarah jauh atau online.
Pada awal pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau populer dengan istilah belajar dari rumah (learning from home), banyak sekolah belum siap. Tidak hanya perangkat, tetapi para guru juga belum siap menyelenggarakan proses belajar mengajar secara online.
Kondisi ini menuntut mereka segera melakukan langkah-langkah percepatan dalam mengatasi kesenjangan digital (digital gap) itu. Salah satunya melalui pelatihan yang terstruktur, sistematis dan bersertifikasi resmi.
Salah satunya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud) melalui unit kerjanya yakni Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menyelenggarakan pelatihan itu. Ternyata antusias guru di Jatim sangat luar biasa.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan bahwa Pada Program Pelatihan Pembelajaran berbasis TIK Tahun 2021 ini peserta dari Jawa Timur sebanyak 14.309 orang guru. Jumlah itu merupakan tertinggi di Indonesia. “Selanjutnya disusul Jawa Barat dengan 12.024 peserta dan DKI Jakarta dengan 9.510 peserta,” katanya.
Hal ini menandakan bahwa guru-guru di Jatim memiliki minat yang sangat tinggi untuk meningkatkan kompetensinya dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dikatakan, meski pandemi Covid-19 berakhir, pembelajaran berbasis digital akan terus mewarnai proses belajar mengajar di Indonesia.
Seentara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi kepada para guru di Jawa Timur yang terus bersemangat ini. “Alhamdulillah, guru-guru di Jatim menunjukkan semangatnya terus belajar. Terbukti tahun 2021 ini guru-guru di Jatim menjadi peserta terbanyak dalam pelatihan pembelajaran berbasis TIK yang diselenggarakan oleh Kemdikbud,” katanya.
Menurut Khofifah, hal ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi kualitas Pendidikan di Jawa Timur. Bahkan akan memberikan sumbangsih nyata bagi peningkatan kualitas Pendidikan di Indonesia, khususnya selama masa pandemi Covid-19.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga menegaskan bahwa digitalisai pendidikan adalah sebuah keniscayaan, Hal ini mengingat ke depan dunia pendidikan di Indonesia tidak akan terpisahkan dari pemanfaatan teknologi dan informasi untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia.
Selanjutnya Khofifah menjelaskan bahwa Pembelajaran berbasis TIK merupakan program Peningkatan Kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi. (ST02)