SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya memiliki program baru. Yakni memberikan pengalaman kepada pelajar Surabaya untuk berkhotbah di masjid, meski sementara ini masih dilakukan di masjid Dispendik.
Salah satunya saat Ahmad Firdaus As Sabil saat didapuk menjadi khotib dan imam Salat Jumat di Masjid Nurul Faidzin, komplek kantor Dispendik, Jumat (23/4). Pria ini masih 16 tahun dan menjadi pelajar di SMP Al Hikmah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo seusai Salat Jumat mengaku bersyukur karena saat ini Dispendik mempunyai program baru untuk menjadikan anak-anak atau pelajar Surabaya bisa berkhutbah di masjid-masjid, baik di masjid sekolah maupun di masjid umum. Namun sementara ini masih dilakukan di masjid Dispendik Surabaya.
“Kami ingin ke depan anak-anak ini menjadi anak-anak yang luar biasa, yang cerdas dan berilmu serta mempunyai dasar agama, tentunya sesuai dengan agamanya masing-masing yang mereka yakini,” ungkapnya.
Ia mengatakan Dispendik mendorong masing-masing sekolah untuk memberikan prioritas kepada anak-anak yang punya kelebihan. “Sekolah kita minta untuk memilih anak didiknya supaya bisa berkhotbah,” kata Supomo.
Menurutnya, program baru ini sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan, ia memastikan bahwa apabila nantinya sekolah tatap muka sudah berjalan, anak-anak pilihan yang diminta untuk berkhotbah ini akan mengisi khotbah di lain sekolah.
Ia mencontohkan anak sekolah A akan mengisi khotbah di masjid sekolah B, anak sekolah B akan mengisi khotbah di masjid sekolah C, sehingga ada pergantian dan tidak hanya menyampaikan khotbah di sekolahannya saja.
“Yang kita harapkan, anak-anak ini benar-benar merasakan pengalaman baru, sehingga ini bisa menjadi titik tolak untuk lebih bersemangat lagi dan lebih giat lagi demi kemandiriannya dan kesuksesannya,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi selama berjalannya program ini, ternyata banyak anak-anak hebat yang bisa tampil untuk menyampaikan khotbah. Bahkan, ketika anak-anak itu ditanya setelah khotbah, rata-rata mereka mengaku baru pertama kali berkhotbah, sehingga Supomo yakin pengalaman ini akan membekas dalam hidupnya.
“Apalagi mereka kita perlakukan seperti anak yang luar biasa, mereka dijemput dengan menggunakan mobil Kepala Dispendik dan pulangnya juga diantarkan. Harapan saya, mereka bisa merasakan ternyata asyik ya punya kelebihan dan punya prestasi, hingga akhirnya mereka candu dan ingin terus berprestasi,” ujarnya.
Selain program khotbah bagi para pelajar, Supomo juga memastikan bahwa selama Bulan Suci Ramadhan ini pihaknya membuat program kultum dan tadarusan di Masjid Nurul Faidzin itu. Kultum itu disampaikan oleh para pelajar SD dan SMP setelah Salat Dhuhur, dan dilanjutkan pula dengan tadarusan.
“Anak-anak yang khafid Quran yang kita berikan beasiswa, kita ajak ke sini untuk tadarusan, karena kita ingin syiar-syiar islam benar-benar dirasakan saat Ramadhan ini,” imbuhnya. (ST01)