SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Brand kedai kopi “Historisma” mengembangkan sayapnya di Surabaya. Terbaru, Historisma membuka cabang kedua di Royal Plaza Surabaya.
Pembukaan kedai kopi itu dilaksanakan Sabtu (17/4) sore. Pembukaan sangat spesial karena peresmian dihadiri dan dilakukan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.
Pembukaan ini secara simbolis dilakukan dengan pemotongan pita. Risma dan pemilik Kedai Historisma Fuad Benardi yang notabene adalah putra dari Tri Rismaharini memotong pita itu bersamaan.
Fuad Benardi mengatakan ia ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Namun sebenarnya tidak ada rencana untuk meresmikan kedai kopinya di Royal Plaza ini.
“Tapi karena kebetulan Ibu (Mensos Risma) sedang pulang ke Surabaya, diajak sekalian untuk meresmikan kedai,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa konsep Historisma cabang kedua ini berbeda dari Historisma cabang pertama yang ada di Jalan Bratang Binangun nomor 17, Surabaya. Menurut dia, kalau yang pertama murni berbentuk kedai kafe karena memang merupakan rumah masa kecil Mensos Risma.
“Tapi kalau yang kedua ini kan beda, jadi memang konsepnya tidak sama dengan yang pertama,” kata dia.
Ketua Karang Taruna Surabaya ini juga berharap, ke depan Historisma tak hanya menjadi brand kedai kopi ternama di Kota Surabaya, tapi diharapkan juga bisa merambah ke seluruh pelosok nusantara.
Sementara itu, Mensos Risma yang ikut meresmikan Historisma cabang kedua itu mengatakan bahwa memang tidak ada rencana untuk peresmian, tapi karena kebetulan pulang ke Surabaya dan keperluannya untuk menemui ITS dan Unair sudah selesai, akhirnya dia pun mau meresmikan Historisma cabang kedua itu.
“Jadi, tadi setelah pulang dari ITS dan Unair, terus dia (Fuad Benardi) minta untuk diresmikan sekalian, ya sudah kita resmikan. Mudah-mudahan ini terus berkembang besar, mohon doanya ya,” kata Mensos Risma.
Menurutnya, anak muda memang harus berani mencoba tantangan baru agar bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Salah satunya dengan memulai membuka wirausaha.
“Semakin banyak anak muda yang punya tekad menjadi wirausaha, justru menurut saya semakin bagus. Karena dia akan bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri,” katanya.
Apalagi, setiap harinya perputaran uang di Surabaya itu begitu besar. Tentunya jika peluang emas itu tidak diambil, maka sangatlah rugi.
“Kalau kita tidak bisa ambil peluang ini, maka itu bisa diambil orang lain. Memang tidak ada yang mudah tapi belum tentu kita tidak bisa. Yang penting kita tidak usah malu untuk usaha,” pungkasnya. (ST01)