SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ada yang menarik lainnya dalam wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu (10/4). Selain Komang Yohananda Mahaputra Wisna yang menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,93, ada hal lain yang tak kalah menariknya.
Yakni, Brilian Putra Amiruddin, wisudawan ITS dari Departemen Teknik Elektro yang berhasil lulus di usia 20 tahun 1 bulan. Ia didaulat menyandang predikat sebagai wisudawan termuda di prosesi wisuda ITS ke-123 ini.
Mahasiswa asal Jombang ini meraih gelar sarjana dengan masa studi hanya 7 semester atau 3,5 tahun. Lahir pada 16 Maret 2001, pemuda yang akrab disapa Brilian ini memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) pada usianya yang terbilang masih kecil yakni dua tahun. Selanjutnya, di usia empat tahun, Brilian mulai menduduki bangku sekolah dasar (SD). Meskipun memiliki rentang usia yang tidak dekat dengan teman-temannya, Brilian mampu menyeimbangi teman-temannya bahkan banyak mendapat peringkat tiga besar sejak di bangku SD.
Brilian melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Tembelang, Jombang dan SMAN 2 Jombang dengan masa studi normal, yakni masing-masing tiga tahun tanpa melalui jenjang akselerasi. “Setelah lulus dari SMAN 2 Jombang, saya memilih lanjut ke Teknik Elektro ITS dan lolos melalui jalur SBMPTN,” jelasnya.
Berbicara mengenai keputusannya memilih Teknik Elektro ITS, Brilian menyampaikan bahwa selama SMA ia aktif mengikuti ekstrakurikuler dan kompetisi di bidang IT (Information Technology) yang banyak mengenalkannya pada dunia pemrograman, komputer, dan elektro. Ia juga lebih tertarik dengan pelajaran Matematika dan Fisika.
“Terlebih, ITS kan salah satu kampus teknologi terbaik di Indonesia, jadi saya nggak ragu buat mengambil kuliah jurusan teknik di ITS,” tuturnya.
Dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai 3,75, wisudawan yang pernah menjadi Asisten Laboratorium Pengaturan dan Otomasi Industri, Departemen Teknik Elektro ITS ini juga tertarik dengan bidang penelitian. Bergabung dengan laboratorium tersebut, membuatnya lebih dalam mengenal dunia riset akademis di bidang elektro.
“Dari sini, saya ingin menjadi akademisi pada bidang sistem pengaturan di masa depan,” ungkapnya.
Brilian juga merupakan mahasiswa yang tertarik berkompetisi. Mulai dari kompetisi bisnis hingga karya tulis banyak dicobanya. Di tahun 2019, ia pernah menjadi juara III lomba business plan tingkat nasional di Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia juga beberapa kali menjadi presenter paper ilmiah di konferensi internasional. Bahkan berhasil mempublikasikan enam paper-nya dan tiga paper di antaranya telah terindeks Scopus.
“Terakhir di bulan Desember 2020 kemarin saya mempresentasikan paper saya pada ICAST (International Student Conference on Advanced Science and Technology) 2020 yang diselenggarakan oleh Kumamoto University, Jepang,” terang mahasiswa yang menjadikan Sistem Pengaturan Cerdas sebagai mata kuliah favoritnya ini.
Di akhir masa studinya, ia mengusung judul tugas akhir yakni Pengaturan Kemudi Kendaraan Otonom Four Wheel Steer dan Four Wheel Drive (4WS4WD) Menggunakan Model Predictive Control. Secara umum, tugas akhir ini meneliti mengenai cara mendesain dan menerapkan algoritma kontrol berjenis Model Predictive Control (MPC) untuk mengendalikan kemudi dari mobil otonom model 4WS4WD.
Kebanyakan mobil hanya bisa dikendalikan sudut kemudinya pada dua roda depannya saja. Pada penelitian ini berbeda, semua roda pada model 4WS4WD dapat dikendalikan. “Selain itu, tingkat maneuverability-nya juga lebih tinggi,” jelas pemuda yang memiliki nama kecil Bili ini.
Ketika ditanya mengenai motivasi menyelesaikan pendidikan di usia muda, ia menyampaikan tidak ada motivasi khusus terkait hal tersebut. Menurutnya, menuntut ilmu itu tidak ada batasan serta patokan usianya. “Entah lulus sarjana umur berapapun yang terpenting kita harus punya rasa ingin tahu dan kemauan tinggi untuk belajar, kalau dari saya enjoy the process of learning aja sih,” ujar mahasiswa yang hobi bersepeda ini.
Ke depannya, Brilian ingin melanjutkan cita-citanya untuk menjadi akademisi di bidang elektro. Ia juga berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master. Di akhir wawancara, Brilian berpesan untuk teman-teman mahasiswa ITS agar selalu menjaga kesehatan fisik dan mental pada masa pandemi ini.
“Karena dua aspek ini sangat berpengaruh pada produktivitas kita, stay safe and stay healthy, dan jangan lupa untuk bahagia,” pungkasnya. (ST05)