SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada masyarakat, media, serta jajaran Polrestabes Surabaya. Berkat doa dan dukungan semua pihak, akhirnya Nesa Alana Karaisa atau biasa dipanggil Ara, bisa berkumpul kembali dengan ayah dan ibunya.
“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Pak Kapolres dan semua jajarannya. Saya juga banyak ucapkan terima kasih dan rasa bangga saya kepada warga Surabaya,” kata Eri, saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (27/3) siang.
Namun demikian, menurut Eri, yang menjadi catatan dalam peristiwa ini adalah, Surabaya di bawah kepemimpinan Kombes Pol Johnny Eddizon Isir tetap menjadi kota yang aman. Sebab, peristiwa ini bukan disebabkan karena faktor lain, melainkan masalah konflik internal keluarga.
“Karena kejadian keluarga ini, konflik internal keluarga ini yang akhirnya menyebabkan adik Ara harus berpisah sementara dengan ayah dan ibunya,” tutur dia.
Apalagi, lanjutnya, Ara juga mengaku selama ini tidak pernah pergi bersama orang yang tak dikenalnya. Anak tersebut selalu pamit dengan orang tuanya ketika akan pergi bermain. Namun, karena orang yang mengajaknya ini dikenal, sehingga anak tersebut mau mengikutinya.
“Tadi setelah saya tanyakan langsung, adik Ara kalau pergi dengan orang lain? (Jawabnya) enggak. Adik Ara kalau pergi dengan orang lain pasti izin dulu dengan ayah dan ibunya. Tapi karena yang mengajak adalah keluarga, dan adik Ara ini kenal, maka (dia) ikut,” ungkap Eri.
Kini akhirnya Ara bertemu kembali dengan orang tuanya. Berkaca dari pengalaman ini, Eri berharap kepada seluruh warga Surabaya agar ke depan dapat lebih berhati-hati menjaga buah hatinya.
“Karena bagaimanapun kekuatan pemerintahan, kekuatan kepolisian itu tidak akan pernah ada artinya ketika kekuatan keluarga tidak menjadi kekuatan utama. Karena kekuatan utama untuk menjaga keluarga menjadi aman adalah di keluarganya masing-masing,” pesan dia.
Meski telah ditemukan, ia menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya tetap memberikan pendampingan kepada Ara dan orang tuanya. Mereka untuk sementara dalam pengawasan pemkot hingga kondisinya stabil dan pulih kembali.
“Tapi Fainsya Allah, ketika saya ajak ngobrol adik Ara ini menyampaikannya dengan lugas. Tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir, tidak ada rasa trauma. Tapi kita tetap melakukan pendampingan. Ini menjadi pembelajaran kita ke depan,” imbuhnya. (ST01)