SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Beberapa tahun terakhir, industri alas kaki mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Melihat potensi yang besar di industri ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) siap menjalin kerja sama melalui pengembangan teknologi digital.
Dalam hal ini, ITS digandeng oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI). Kedua belah pihak sepakat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mengembangkan potensi industri alas kaki di Indonesia, Sabtu (20/3) lalu.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati dan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Gati Wibawaningsih dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI. Penandatanganan MoU dilakukan di gedung aula BPIPI, Tanggulangin, Sidoarjo.
Gati Wibawaningsih menyampaikan potensi industri alas kaki di Indonesia yang sangat besar. Masa pandemi juga tidak menjadi penghalang yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya kinerja investasi dari tahun 2019 dan 2020.
“Bahkan, industri alas kaki Indonesia saat ini berada di peringkat ke-4 dunia,” ungkapnya.
Hal ini menjadi tantangan BPIPI sebagai badan yang mengepalai industri ini untuk menjaga tren dengan meningkatkan produktivitas dan ekspor. “Apalagi dengan adanya digitalisasi, apabila tidak disalurkan ke masyarakat secara cepat, maka akan ketinggalan,” ujarnya.
BPIPI memilih ITS sebagai mitra kerja sama, salah satunya karena kecanggihan teknologi yang dimiliki ITS. Bentuk kerja sama ini adalah pengembangan teknologi digital untuk perusahaan rintisan (start-up) dan jejaring kebutuhan dunia industri dan pendidikan.
Salah satu perwujudannya yaitu dengan program utama Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) yang fokus pada penumbuhan dan pembinaan start-up dan tenant lokal sektor alas kaki (di mana barang jadi kulit ada di dalamnya). Selain itu, tenant akan didorong untuk mengimplementasikan Internet of Things (IoT) dan teknologi berkelanjutan guna mendukung kebijakan Inisiasi Making Indonesia 4.0.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari menambahkan bahwa ini merupakan kerja sama yang kesekian kalinya dengan BPIPI. “Kami dengan senang hati apabila bisa mengubah mindset dan kebiasaan tradisional seperti desain dan pemasaran yang terlalu memakan banyak waktu,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ashari menyatakan bahwa dengan teknologi industri 4.0, berbagai hal bisa dilakukan. Ia memberi contoh dengan desain sepatu yang bisa diarahkan untuk kesehatan. Selain desain, hal lain yang didukung ITS dalam perindustrian ini adalah penyediaan material, proses, produksi, dan pemasaran.
Menyambut dengan tangan terbuka, Ashari mengapresiasi kerja sama dengan Kemenperin dan BPIPI ini. “Semoga dengan adanya kerja sama ini bisa lebih memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tambahnya. (ST05)