SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemanfaatan air tanah di kawasan DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan perlu dikonsep ulang. Hal ini agar air tanah tidak terbuang percuma dengan banyaknya sumur bor.
Dalam kegiatan bincang media dengan topik Bijak Memakai Air Tanah Melalui Konstruksi dan Pengelolaan Sumur Bor yang Tepat, Koordinator Gerakan Rejoso Kita, Dr. Ni’matul Khasanah mengatakan berupaya melakukan pendampingan ke masyarakat.
Salah satunya jika ada dua sumur bor yang berdekatan, ditawarkan untuk ditutup dan diganti dengan sumur bor baru. “Sumur baru itu akan didesain dengan konstruksi yang tepat agar sumur bor dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama,” ungkapnya, Jumat (19/3).
Setelah proses pembangunan, kelompok masyarakat tani pengguna air sumur bor juga didampingi untuk bisa melakukan pengelolaan sumur bor dan saluran irigasi. Pengelolaan sumur bor termasuk menutup keran jika air sedang tidak digunakan.
Menurutnya, saat ini Gerakan Rejoso Kita berhasil membangun empat sumur bor percontohan yang pengelolaannya sudah diserahkan kepada kelompok masyarakat tani pengguna air. Setelah proses pembangunan, kelompok masyarakat tani pengguna air sumur bor diberi pendampingan untuk bisa melakukan pengelolaan sumur bor dan saluran irigasi menuju pengelolaan sumur bor mandiri.
Pengelolaan meliputi pemantauan debit air sumur bor, pengawasan sumur, pemantauan kebersihan saluran irigasi, serta pengaturan jadwal buka tutup kran ketika air tidak digunakan. “Ditargetkan pada 2021 ini, sebanyak delapan sumur percontohan lainnya akan dibangun mengganti sumur-sumur bor lama di beberapa desa di kecamatan Gondang Wetan dan Winongan,” katanya.
Dipaparkan Ni’matul Khasanah, Gerakan Rejoso Kita terus berupaya melibatkan semua pihak dalam upaya pelestarian DAS Rejoso. Hal ini terutama sumber daya air tanah yang ada melalui pelibatan semua pemangku kepentingan, pengguna air sendiri, pihak pemerintah, Lembaga swadaya masyarakat, dan juga pihak swasta.
Sementara itu, Direktur Sustainable Development dari Danone Aqua Indonesia, Karyanto Wibowo, mengungkapkan bahwa keterlibatan pihak swasta dalam pelestarian sumber daya air juga sangat cukup penting.
“Sebagai pihak yang juga turut memanfaatkan air tanah, kami terus berupaya ikut serta melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola air tanah secara bijak,” katanya.
Diungkapkan, harus ada intervensi agar air yang seharusnya bisa masuk meresap ke dalam tanah dan mengurangi limpasan air permukaan. “Masyarakat juga harus dipahamkan tentang pentingnya konsep berbagi air antara kawasan hulu dan hilir,” lanjut Karyanto Wibowo.
Ke depan, akan terus dilalukan upaya menuju keseimbangan antara suplai dan kebutuhan air di DAS Rejoso, termasuk bagaimana agar kelompok masyarakat memiliki keterampilan teknis pengeboran yang baik disertai dukungan legalitas yang memadai.
“Sekecil apapun kontribusi kita di watershed, itu akan tetap memberikan pengaruh bagi keberlanjutan cadangan air tanah,” kata Karyanto Wibowo kembali. (ST01)