SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan kerja sama dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Kedua instansi tersebut telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MScEng PhD mengatakan, kerja sama ini berlatar belakang ITS dan Gojek yang memiliki pergerakan yang sama dalam inovasi teknologi. Bambang menyebut beberapa potensi kerja sama yang bisa dilaksanakan. Salah satunya yakni mengembangkan layanan ITS Press.
Layanan ini adalah percetakan milik ITS yang berpotensi untuk diintegrasikan dengan layanan pengiriman milik Gojek. “Sehingga, pengintegrasian ini dapat memberikan dampak positif berupa proses pembayaran dan pengantaran yang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah,” terang Bambang.
Selain itu, ia menyebut ITS mempunyai Pusat Kajian Halal yang memiliki tujuan untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik masyarakat. Hal tersebut juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dengan layanan GoFood milik Gojek.
“Ini dapat membantu UMKM dalam proses pendistribusiannya yang tentu saja akan meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutur dosen Departemen Teknik Mesin tersebut.
Kerja sama ini juga akan membantu mewujudkan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digencarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satunya dengan melaksanakan program magang, di mana mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja di Gojek selama 3 – 6 bulan yang kemudian dapat dikonversi untuk memenuhi kredit mata kuliah.
Regional Head Public Policy and Government Relations East Java, Bali, and Nusa Tenggara Gojek Boy Arno Muhamad menjelaskan dengan kerja sama ini banyak dampak positif yang akan diterima ITS, terutama dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di bidang pendidikan contohnya, Gojek dengan senang hati memberikan kuliah tamu bagi mahasiswa.
“Sebut saja dalam hal marketing dan data science,” tuturnya.
Boy berharap supaya diskusi yang dilakukan tidak berhenti hanya di MoU ini, tetapi aktualisasi dan eksekusi dari program-program yang telah disebutkan tadi dapat segera terlaksana. “Harapannya, diskusi yang dilakukan saat penandatanganan nota kesepahaman ini dapat diwujudkan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS),” terangnya. (ST05)