SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya bersama kelompok tani (Poktan) melakukan panen raya padi di Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal Surabaya, Selasa (9/3). Panen raya ini dilakukan di lahan seluas 2 hektare, dari total 11 hektar lahan yang ditanam.
Secara simbolis, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, bersama Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo beserta perwakilan dari Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Pakal melakukan panen raya padi varietas ciherang itu. Usai panen padi secara simbolis, jajaran Forkopimda Surabaya bersama warga dan kelompok tani kemudian melakukan dialog di hutan kota Pakal.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa Pemkot Surabaya berkomitmen menyejahterakan warga. Salah satunya adalah dengan memfasilitasi lahan untuk warga bercocok tanam atau memberikan bantuan bibit beserta pupuknya.
“Terkait semua aset, Insya Allah saya sudah minta didata oleh Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT). Semua aset Pemkot Surabaya kalau itu tambak, kalau itu tanah bisa digunakan pertanian, maka saya manfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Surabaya,” kata Eri.
Untuk mewujudkan hal itu, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan warga terdampak Covid-19. Apabila warga terdampak itu belum mendapatkan penghasilan, pemkot akan memberikan intervensi salah satunya memfasilitasi lahan agar dikelola mereka.
Misalnya, memanfaatkan lahan itu dengan bercocok tanam atau budidaya perikanan. “Kalau itu tambak, nanti kita beri benihnya dan nanti itu dikelola oleh warga biar menjadi pemasukan untuk warga Kota Surabaya,” jelasnya.
Eri berharap, meski di tengah pandemi Covid-19, perekonomian warga Surabaya tetap berjalan. Untuk mendukung hal itu, dibutuhkan sinergi bersama antara warga, pemerintah dan seluruh stakeholder.
Bagi dia, Covid-19 bisa dilewati apabila ada rasa empati, rasa gotong royong bersama antara warga dan pemerintah. “Sekuat apapun pemerintah, kalau menangani Covid-19 sendiri dan warga tidak ada rasa memperbaiki atau menjaga protokol kesehatan, maka yang kita perbaiki ini akan sia-sia,” jelas dia.
Dalam dialog tersebut, perwakilan warga setempat juga menyampaikan keinginannya kepada Pemkot Surabaya agar wisata hutan kota Pakal bisa segera dibuka. Mereka berharap wisata Hutan Kota Pakal dapat dibuka untuk mendukung perekonomian warga sekitar.
Menanggapi hal tersebut, Eri menyatakan kesiapannya. Namun dengan catatan, warga juga berkomitmen menjaga protokol kesehatan sesuai SOP yang akan diterapkan. Dia mengaku, bahwa Forkopimda Surabaya telah bertekad akan kembali membuka perekonomian di Surabaya, tapi dengan SOP protokol kesehatan yang ketat.
“Kalau ini (Hutan Kota Pakal) dibuka, Panjenengan (Anda) harus jalankan standar (protokol kesehatan) itu. Kalau tidak dijalankan maka ini bisa ditutup lagi. Nanti segera saya buatkan bersama teman-teman SOPnya,” tegasnya.
Sementara itu Danrem 084/Bhaskara Jaya, Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo menyampaikan, bahwa kemajuan suatu desa, RT/RW itu tak lepas dari warganya. Makanya, ia berharap kepercayaan yang diberikan Pemkot Surabaya kepada warganya ini dapat terus dijaga.
“Jadi kemajuan desa RT/RW itu ada di Panjenengan. Jadi sangat luar biasa bapak wali kota memberikan kepercayaan kepada warga, baik masalah penanganan Covid-19 maupun ketahanan pangan,” kata Danrem.
Apalagi, lanjut Danrem, Pemkot Surabaya juga menyanggupi keinginan warga terkait rencana membuka kembali kawasan wisata Hutan Kota Pakal. Ketika sudah dibuka, dia berharap warga berkomitmen mendukung pemerintah menjaga SOP protokol kesehatan dengan ketat.
“Rencana di sini akan dibuka, jadi harus dijaga. Kalau kita manfaatkan lahan di sini untuk ketahanan pangan sudah sangat luar biasa. Ada peternakan, kolam, hingga tempat rekreasi. Mudah-mudahan ini akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Pakal ini,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menjelaskan, bahwa dari total lahan seluas 11 hektare yang ditanam padi, hari ini yang dipanen sekitar 2 hektare. Untuk setiap 1 hektare yang dipanen itu menghasilkan Gabah Kering Panen (GKP) sekitar 7,312 ton.
“Jadi kalau hari ini yang dipanen 2 hektare, maka GKP-nya dikali dua, atau sekitar 14,624 ton,” kata Herlambang.
Namun demikian, Herlambang menyebut, hasil GKP ini beratnya kemudian akan menyusut. Dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektare lahan, beratnya dapat menyusut menjadi 6,288 ton Gabah Kering Giling (GKG). Nah, ketika sudah melalui proses GKG, berat beras akan turun menjadi 3,961 ton dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektar lahan.
“Untuk bibit padi yang ditanam ini merupakan Varietas Ciherang, bantuan dari kami DKPP Surabaya. Selain bantuan bibit dan pupuk, kita juga memberikan bimbingan dan pendampingan kepada kelompok-kelompok tani di Surabaya,” pungkasnya. (ST01)