Surabayatoday.id, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ikut turun dalam penanganan longsornya jalan tol Surabaya-Gempol di KM 6.200. ITS berkolaborasi bersama pihak Jasa Marga dan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Koordinator Laboratorium Mekanika Tanah dan Batuan Departemen Teknik Sipil ITS Gani ST MT menjelaskan, insiden yang terjadi Senin (25/1) lalu tersebut diawali dengan adanya longsoran tanah pada jalan tol Surabaya-Gempol. Longsoran pada kilometer 6+200 ini menyebabkan kerusakan jalan dan mengakibatkan jalan harus ditutup.
“Selain itu setelah saya turun langsung ke lapangan, ternyata retakannya ada genangan air,” ujarnya.
Melalui rekomendasi penanganan dari tim ITS, air pada retakan akhirnya dialihkan dan dialirkan ke saluran air terdekat. Untuk mencegah terjadinya longsoran lagi, disarankan untuk dilakukan pembersihan dan pengangkutan material longsor.
“Kami sarankan untuk melakukan pemotongan sisa material longsornya,” tutur Gani.
Selanjutnya tim ITS merekomendasikan dilakukannya tes sondir pada daerah terjadinya longsor tersebut. Tes sondir ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keras atau lunaknya tanah yang berada pada area tersebut.
Berdasarkan hasil tes sondir yang dilakukan, ditemukan bahwa pada kedalaman lima meter dari permukaan tanah asli, terdapat tanah keras. “Hasil tes ini menunjukkan bahwa timbunan berada pada kondisi yang aman,” ungkap lelaki asal Mojokerto ini.
Gani pun menyebutkan, agar lalu lintas bisa berjalan dengan lancar maka dibuatkan penahan sementara di bagian jalan yang mengalami kerusakan akibat longsor. Penahan sementara yang diberikan berupa pemasangan sheet pile, dan juga pengurukan tanah di area sekitar aspal. Penahan ini dibuat untuk menjaga kestabilan lereng sehingga aman untuk dilewati kendaraan berat.
Untuk kelancaran dan keamanan pengguna jalan, pada ruas jalan yang tol yang rusak dilakukan pembagian lajur. Pada lajur dua hanya boleh dilalui oleh kendaraan golongan satu saja yaitu kendaraan penumpang seperti sedan, jip, dan truk kecil. Sedangkan untuk kendaraan diatas golongan satu seperti truk dua gandar atau lebih, akan dikhususkan untuk menggunakan lajur tiga.
Lelaki kelahiran 1965 ini mengungkapkan, proses pekerjaan perbaikan jalan ini diperkirakan akan berlangsung selama sembilan hari. Perkiraan ini apabila selama proses perbaikan tidak ada kendala yang terjadi.
“Diharapkan semua proses pekerjaan dan perbaikan jalan ini bisa berjalan dengan lancar agar jalan tol tersebut bisa dilalui dengan aman dan lancar,” pungkasnya. (ST05)