Surabayatoday.id, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya melakukan panen raya hidroponik di Mini Agro Wisata, komplek kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) di Jalan Pagesangan II nomor 56 Surabaya. Panen raya itu dimulai dengan memanen sayur-sayuran seperti sawi, terong, tomat serta kangkung.
Setelah itu, ia bergeser menuju area buah-buahan dan memanen beberapa buah yang dilihatnya sudah dapat dipetik. Mulai dari buah melon hingga buah naga. Berbeda dari panen biasanya, kali ini, Wali kota yang mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Tongmyong, Busan Korea Selatan ini mengajak beberapa anak Surabaya untuk terjun langsung dan melihat keseruan panen raya.
Risma bersama para anak-anak itu memanen buah-buahan. Raut wajah dan eskpresi para anak-anak itu terlihat gembira, apalagi mereka juga diberi kessmpatan memberi makan ikan lele dan kelinci.
“Bagus ya, kelincinya lucu ya. Pantesan anak kecil seneng di sini. Kak, coba lihat yang itu (Sembari menunjuk salah satu) kelincinya bule rambutnya pirang,” ucapnya sambil tertawa, Jumat (4/12).
Pada kesempatan itu, orang pertama di pemerintahan Surabaya ini menjelaskan, setidaknya ada sembilan hutan kota yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bermain dan belajar. Ia juga kembali menyampaikan agar warga menahan liburan ke luar kota.
Sebab, pada saat liburan beberapa waktu lalu, terdapat kenaikan kasus Covid-19. “Saya harap warga jangan liburan ke luar kota atau keluar negeri dulu, khusus tahun ini aja. Ini demi kebaikan bersama,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa saat liburan akhir tahun, akan membuka hutan kota untuk warga Kota Pahlawan berlibur. Meskipun mungkin tidak seperti yang dibayangkan liburan pada umumnya, akan tetapi minimal dapat mengisi waktu dan kegiatan selama liburan.
“Nanti akan kita buka. Jadi karena itu saya mohon mari kita tahan satu tahun ini saja untuk tidak ke luar kota atau luar negeri,” jelas dia.
Di kesempatan yang sama, Risma juga melakukan penyerahan lima ribu ekor ayam petelur. Menurut dia, hal ini dilakukan untuk ketahanan pangan. Nantinya, hasil telur ayam tersebut dapat digunakan warga untuk menekan pengeluaran belanja.
“Artinya ini dapat digunakan untuk konsumsi keluarga. Nah tadi saya saran ke RW bisa juga untuk juga dijual hasilnya untuk kepentingan warga beli sembako, itu juga bisa. Untuk menekan pengeluaran benar-benar kita wujudkan. Setelah itu bagaimana meningkatkan income. Itu yang harus kita lakukan di tengah pandemi ini,” paparnya. (ST01)