Surabayatoday.id, Surabaya – Bagi sebagian orang, pandemi covid-19 merupakan peluang menciptakan kegiatan baru. Seperti yang dilakukan para ibu rumah tangga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 4 Kelurahan Keputih, Surabaya.
Berlokasi di Perumahan Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mereka mendirikan Omah Kelor. Omah Kelor ini adalah wadah berbagi ilmu sekaligus memproduksi berbagai olahan makanan berbahan dasar daun kelor.
Murtijas Sulistijowati, penggagas sekaligus Ketua Omah Kelor mengatakan wadah ini merupakan ide sejak adanya masa pandemi. Berangkat dari kebosanan para ibu rumah tangga, ia ingin menciptakan sebuah kegiatan yang dapat bermanfaat bagi para ibu rumah tangga sekitar.
“Kalau dibiarkan berjalan begitu saja, rasanya ada peluang yang terlewat, harus dibuat kegiatan yang selain menyenangkan juga bermanfaat,” ungkap perempuan yang akrab disapa Momok ini.
Sedangkan kegiatan yang paling disenangi ibu rumah tangga, lanjut Momok, adalah masak-memasak. Tak berhenti di situ, ia pun memilih daun kelor untuk spesifikasi bahan dasarnya.
Hingga saat ini, wadah yang bertempat di Jl Ilmu Pasti Alam F6, Perumahan ITS ini telah menghasilkan sejumlah produk seperti teh kelor, mie kelor, nasi bakar kelor, bothok kelor, martabak kelor, siomay kelor, pastel kelor, burger kelor dan masih banyak lagi. Semua produk tersebut telah menjalani uji rasa dan dipasarkan ke sejumlah warga sekitar.
“Paling tidak target skala pasarnya nanti se-ITS, jadi acara-acara di ITS konsumsinya hasil dari Omah Kelor ini,” tandasnya.
Sebagai inovasi pertama di Surabaya, Omah Kelor kini menjadi salah satu dari 250 nominasi terbaik dalam ajang Surabaya Smart City 250. Mewakili Kelurahan Keputih, Momok berharap Omah Kelor akan lolos ke tahap berikutnya, yakni 750 nominasi terbaik.
“Alhamdulillah didukung juga oleh beberapa pihak, seperti pihak Kelurahan Keputih sampai Kecamatan Sukolilo,” imbuhnya.
Dikarenakan Omah Kelor ini bertempat di Perumahan ITS, sambung Momok, maka secara tidak langsung juga merupakan bagian dari Kampus ITS. Oleh karena itu, wadah ini juga menjadi parameter konsep Smart City dan program Eco Smart University yang diusung ITS.
“Bantuan dari ITS, salah satunya kami dapat melalui ilmu pengolahan kelor dari para dosen di Fakultas Sains dan Analitika Data,” tutupnya. (ST05)