Surabayatoday.id, Surabaya – Persaingan dua pasangan calon (paslon) yang bertarung di Pilwali Surabaya nampaknya bakal ketat. Sebab, masing-masing paslon memiliki keunggulan.
Dari hasil survei Populi Center, paslon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno unggul di popularitas dibandingkan paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armuji. Perbandingannya, popularitas Machfud Arifin-Mujiaman 74 persen dan Eri Cahyadi-Armuji 68,8 persen.
Sebaliknya, dari sisi elektabilitas, Eri-Armuji lebih tinggi dibandingkan Machfud-Mujiaman. Perbandingannya, Eri-Armuji di angka 41 persen, sedangkan Machfud-Mujiaman 37,7 persen.
Peneliti Populi Center, Jefri Ardiansyah mengatakan pihaknya melakukan survei tanggal 6-13 Oktober 2020. Survei dilakukan dengan metode tatap muka terhadap 600 responden yang tersebar di 60 kelurahan di Surabaya.
Dalam kurun waktu itu, Populi Center mencatat, popularitas Machfud Arifin 74 persen dan Eri Cahyadi 68,8 persen.
Menurut Jefri Ardiansyah, popularitas Eri Cahyadi cenderung naik dalam sebulan terakhir, mendekati popularitas Machfud Arifin. Kenaikan popularitas ini, lanjut, dia tak jauh dari keterkaitan sosoknya yang selalu dikaitkan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Hanya kurun sebulan sejak September hingga Oktober, popularitas Eri Cahyadi selisihnya hanya 5 persen dari Machfud Arifin, bisa dikatakan luar biasa,” ujar Jefri, Jumat (30/10).
Selanjutnya, survei elektabilitas menunjukkan, Eri-Armuji berbalik mengungguli Mahfud-Mujiaman. Dengan angka 41 persen dibandingkan 37,7 persen, Jefri menilai kunggulan ini cukup mengejutkan. Alasannya sosok Eri Cahyadi sebagai calon wali kota Surabaya baru awal September 2020.
Menurut Jefri, elektabilitas Eri Cahyadi meningkat karena sosok Armuji sebagai calon wakil wali kota. Armuji dinilai memiliki banyak konstituen mengingat dirinya pernah menjabat legislator selama beberapa periode.
Armuji dua kali menjadi Ketua DPRD Surabaya. Bahkan, sebelum mencalonkan diri, Armuji juga sebagai legislator di kursi DPRD Jatim. “Sementara Mujiaman wakil Machfud Arifin, tidak bisa mendongkrak karena dia adalah mantan kalangan profesional,” ujar Jefri. (ST01)