Surabayatoday.id, Surabaya – Jawa Timur menunjukkan progres signifikan dalam penanganan Cobid-19 selama dua bulan terakhir ini. Di Jatim sempat mengalami lonjakan kasus yang signifikan pada bulan Juli- Agustus. Bahkan pada bulan Agustus, kasus Covid-19 secara kumulatif menjadi tertinggi kedua setelah Provinsi DKI Jakarta.
Namun per 26 Oktober 2020, kasus Covid-19 mampu ditekan. “Alhamdulillah, Jawa Timur konsisten memiliki kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan kasus baru, di sisi lain kapasitas testing juga terus naik sehingga positivity rate menurun,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Ia menjelaskan per 26 Oktober 2020, berdasarkan pengolahan data dari Kemenkes RI, Jawa Timur menjadi provinsi dengan prosentase kasus aktif terendah nomor 2 se-Indonesia. Berdasarkan pengolahan data yang dirilis oleh Kemenkes RI, lima provinsi dengan prosentase kasus aktif terendah di Indonesia adalah Gorontalo yakni 2,66 persen, Jawa Timur yakni 4,55 persen, Kalimantan Selatan yakni 5,97 persen, Bali yakni 6,95 persen dan Maluku Utara yakni 8,67 persen.
Secara kuantitatif, kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur juga menjadi terendah dibandingkan provinsi besar lain di Jawa. Di mana total kasus aktif Covid-19 sebanyak 2.352 kasus, sedangkan Jawa Tengah sebanyak 3.762 kasus, Jawa Barat 9897 kasus dan DKI Jakarta sebanyak 11.473 kasus.
“Tentunya pencapaian ini harus kita pertahankan bersama dengan makin memperketat protokol kesehatan untuk terus mengendalikan penyebaran Covid-19,” tandas orang nomor satu di Jatim ini.
Sementara itu dalam peta zona, Jatim sudah lepas dari zona merah. Bahkan daerah yang masuk zona kuning terus bertambah.
Awalnya 50 persen kabupaten/kota di Jatim masuk zona kuning. Per 27 Oktober 2020, kini jumlahnya sudah naik menjadi 60 persen atau tinggal 23 kabupaten/ kota. Sedangkan zona oranye sebanyak 15 kabupaten/kota (40 persen).
Khofifah terus mewanti-wanti masyarakat agar jangan sampai lengah dalam menerapkan protokol kesehatan maupun dalam pelaksanaan 3M. “Jatim telah menunjukkan hasil yang pesat namun kita harus ingat pandemi ini belum usai. Kewaspadaan harus ditingkatkan, protokol kesehatan juga harus terus ditegakkan sembari menunggu vaksin yang efektif untuk Covid-19,” pungkas Khofifah. (ST02)