Surabayatoday.id, Surabaya – Seorang siswa berinisial MARP asal Desa Sambongdukuh, Kecamatan Jombang diketahui telah meninggal, Rabu (21/10). Bahkan ia telah dimakamkan.
Namun baru dua hari dikubur, makam anak berusia 12 ini dibongkar lagi., Jumat (23/10).Pembongkaran ini atas permintaan keluarga karena menduga ada kejanggalan atau ketidakwajaran atas kematian MARP.
Sebelumnya bocah ini diduga meninggal karena tenggelam di sungai. Namun ada indikasi ia didorong dan tidak ditolong.
Hadi Sutrisno, orangtua korban menyampaikan, kejanggalan itu terlihat saat dimandikan jenazah anaknya. Dia mendapati luka lebam pada anaknya. Namun ia tidak mengetahui secara pasti penyebabnya.
“Pas jenazah dimandikan kelihatan ada luka lebam. Saya tidak tahu sebabnya itu dipukul atau memang anak saya kepleset,” ujarnya.
Untuk diketahui, MARP meninggal tenggelam di sungai kawasan wisata Kedung Cinet, Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Ia sudah dimakamkan di pemakaman umum Jalan Brigjen Kretarto, Desa Sambong Dukuh.
Karena ada permintaan dari keluarga, makamnya dibongkar kembali. Pembongkaran dilakukan disaksikan perangkar desa setempat untuk kepentingan otopsi.
Setelah dibongkar, jenazah MARP diangkat, lalu diotopsi di makam. Proses otopsi dilakukan di tenda tertutup yang dilakukan oleh tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Kepala Desa Sambong Dukuh, Khoirun Rozikin menjelaskan, pembongkaran makam karena pihak keluarga menduga ada sejumlah kejanggalan terkait tewasnya korban. “Karena ada kejanggalan-kejanggalan yang mengarah ke pidana sehingga dilakukan otopsi,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Plandaan Jombang AKP Akwan mengungkapkan pembongkaran makam diakuinya untuk kepentingan otopsi. Hal tersebut untuk mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya korban.
Dia mengatakan di hari H ketika korban meninggal, diketahui ia sedang bersama kedua temannya yakni AHR (16) dan MA (17) bermain di kawasan wisata Kedung Cinet. Saat itu, dari keterangan temannya saat itu, korban diketahui berfoto selfie di sungai, lalu terpeleset, tenggelam dan ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Setelah dilakukan proses penyelidikan, meninggalnya korban indikasi mengarah pada dugaan kematian yang tidak wajar. Kecurigaan polisi pun mengarah pada teman sekaligus tetangga korban berinisial AHR (16).
Saat itu korban diketahui dijemput AHR dan MA. Mereka lantas menuju ke kawasan wisata Kedung Cinet, Kecamatan Plandaan dengan mengendarai kendaraan sepeda motor.
“Korban dijemput. Kemudian dari keterangan saksi-saksi yang ada di sana, ada yang mengetahui, anak itu (korban) didorong ke sungai kemudian tidak diberi pertolongan malah diarahkan ke tengah (sungai),” katanya.
Ia pun menyebut, saat ini terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang. Akwan menyebut, karena terduga pelaku masih berusia di bawah umur, kasus itu selanjutnya ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Jombang. (ST04)