Surabayatoday.id, Surabaya – Parade Seni Budaya via virtual yang digelar di Tugu Pahlawan, Kamis (22/10) malam berbeda dari biasanya. Sebab beberapa pemain yang terlibat dalam drama kolosal bertajuk “Resolusi Jihad Fisabilillah” itu kolaborasi antara seniman dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya.
Ada Wali Kota Tri Rismaharini, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Eddison, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum dan Darem Bhaskara Jaya/084.
Mereka tampil bareng dan beradu akting. Risma sebagai Mbok Dar, Kombes Pol Jhonny Eddison berperan sebagai M Yasin dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, Pimpinan Laskar Putri dan Danrem sebagai Bung Tomo.
Untuk diketahui, tampil di parade seni ini bukan pertama kali bagi Risma. Seminggu yang lalu Risma juga manggung ludrukan bersama Cak Kartolo dan Kirun. Saat itu Risma berperan jadi ibu RW.
Pertunjukkan seni ini diawali dengan lagu “Indonesia Pusaka” yang diiringi tari-tarian. Setelah itu disusul adegan pertama dengan latar Tarian Suhada yang dilanjutkan pekik “merdeka, merdeka, merdeka”.
Suasana mulai menegang, ketika sosok Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Eddison berperan sebagai M Yasin dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum, Pimpinan Laskar Putri muncul. Dalam adegannya, M Yasin, bersama ajudannya menurunkan bendera Jepang dan mengganti dengan bendera Merah Putih pertama kalinya di Surabaya.
Semakin seru dan haru, ketika memasuki adegan keempat. Saat itu dari bangku penonton, Mbok Dar (Wali Kota Risma) datang dengan latar dapur umum.
Mbok Dar ini memompa semangat, memberikan nasihat, sekaligus kadang bercanda. Ia bicara dengan bahasa Suroboyoan.
“Awakmu kabeh, nek kalah jihad tak tembak lho (kalian semua, kalau kalian kalah jihad saya tembak lho),” ujarnya.
“Ayo kudu menang gak oleh mundur. (Ayo harus menang tidak boleh mundur),” ungkap Mbok Dar memberikan semangat.
Di sela-sela pertunjukkan, Mbok Dar juga memimpin pembacaan doa sebelum pasukan berangkat berjihad. Ia pun juga mengobarkan semangat yang membara untuk pantang mundur.
“Ayo dungo sing akeh sakdurunge budal jihad (Mari berdoa yang banyak sebelum berangkat jihad,” teriaknya.
Setelah Mbok Dar pamit dan meninggalkan panggung, Komandan Korem 084 yang berperan sebagai Bung Tomo bersama para pejuang lainnya memasuki panggung dan dilanjut adegan berikutnya.
Hal itu tercetus saat dirinya memikirkan dari mana penghasilan dan bagaimana mereka agar tetap produktif. “Itu salah stau alasannya. Lalu di sini, kami Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tampil secara khusus untuk menghibur warga Surabaya,” kata Risma.
Menurutnya, saat pandemi melanda di seluruh dunia termasuk Surabaya, saat itu pula banyak sekali permasalahan. Bukan hanya menyelesaikan penyakit, tapi dampak lainnya adalah semakin memburuk kondisi perekonomian.
Karena itu, Risma mengeluarkan berbagai inovasi dan ide agar para seniman tetap dapat berkarya. “Meskipun saat ini sudah jauh lebih baik, tetapi para seniman belum. Sehingga itu salah satu alasannya menggelar pertunjukkan virtual ini. Akhirnya terkemaslah menjadi sebuah pertunjukkan yang kami gelar sampai dengan Desember mendatang,” jelasnya. (ST01)