Surabayatoday.id, Surabaya – Pemkot Surabaya terus berupaya meningkatkan roda perekonomian warga di eks Lokalisasi Dolly. Salah satu wujud upaya itu diimplementasikan dengan membangun Pasar Burung dan Batu Akik yang terletak di Jalan Kupang Gunung Timur I No 14-16 Surabaya.
Pasar Burung dan Batu Akik yang memiliki luas 840 meter persegi ini, diresmikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rabu (21/10) sore. Peresmian ini dihadiri Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan warga sekitar.
Risma mengatakan pasar ini dibangun merupakan usulan warga. Harapannya, dapat menjadi wadah bagi pecinta burung atau komunitas burung untuk mengadakan lomba sembari berwisata kuliner. Selain iru sekaligus pula dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Yang paling penting bagi pemerintah kota bagaimana warga bisa mengakses perekonomiannya lebih baik. Mudah-mudahan mereka bisa jalan di masa pandemi ini,” kata Risma di sela acara peresmian.
Pasar Burung dan Batu Akik ini juga dilengkapi berbagai fasilitas. Di antaranya, 104 gantangan burung untuk lomba, 4 Toilet, kantor, musala, 2 Pos Pam Linmas dan lahan parkir. Terdapat pula 26 stan pedagang burung dan perlengkapan aksesoris burung, 10 stan kuliner dan 1 stan pedagang batu akik.
Di kawasan ini, tak hanya terdapat Pasar Burung dan Batu Akik. Berbagai jenis sentra UMKM, seperti sandal, batik hingga kerupuk ada di sini.
Risma menilai, bahwa warga eks Lokalisasi Dolly ini diberikan Tuhan kelebihan lain. Mereka memiliki talenta dan kreativitas yang luar biasa.
“Tuhan memberikan kelebihan lain kepada warga di sekitaran kawasan eks lokalisasi ini, warga di sini dikaruniai talenta. Jadi sekali diajarkan itu mereka bisa mengembangkan luar biasa,” katanya.
Dalam kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini kembali mengungkapkan alasan menutup kawasan yang dulunya menjadi tempat lokalisasi. Bagi Risma, tidak ada tujuan lain saat ia menutup kawasan ini hanya untuk menyelamatkan masa depan anak-anak.
“Terima kasih kepada warga Putat Jaya. Saya juga mohon maaf terpaksa dulu saya harus menutup kawasan ini. Karena saya melihat masa depan anak-anak akan terganggu kalau kondisinya seperti itu,” papar dia.
Meski saat itu sangat berat, namun hal itu harus dilakukan Wali Kota Risma untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya. Bahkan, ia mengaku mendapat berbagai ancaman saat akan menutup kawasan lokalisasi ini kala itu.
“Meski saat itu berat sekali untuk saya menutup. Tapi yakinlah ini untuk masa depan anak-anak, tidak ada hal lain kecuali itu,” tutur dia.
Seiring berjalannya waktu, eks Lokalisasi Dolly kini telah menjelma menjadi salah satu sentra UMKM di Surabaya. Produk dari warga di eks Lokalisasi Dolly ini pun telah memasuki berbagai pangsa pasar. (ST01)