Surabayatoday.id, Surabaya – Dikhawatirkan muncul kluster keluarga, Forkopimda Jawa Timur mengambil langkah proaktif menjemput pasien jika terkonfirmasi positif tetapi isolasi mandiri dengan fasilitas yang kurang mendukung. Misalnya terkait sanitasi dan ventilasi serta gizi yang kurang memadai.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan isolasi mandiri tidak disarankan apabila rumah tidak memenuhi syarat, misalnya jika fasilitas sanitasi dan ventilasi kurang support , tidak ada ruangan pribadi untuk isolasi, maupun ketika pasien memiliki komorbid yang butuh di monitor ketat.
“Kami telah menyiapkan RS Lapangan Indrapura di Surabaya,” ujarnya, Jumat (25/9).
Pejemputan pasien ini tak lain, mengacu pada fakta bahwa hingga 24 September 2020, terdapat 1.660 orang pasien covid-19 yang masih menjalani isolasi mandiri di Jawa Timur serta pengendalian atas munculnya kluster keluarga. Dikatakan, Pemprov Jatim bersama tim Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya akan jemput bola yang dilaksanakan tim Covid-19 Hunter.
Jika ada pasien yang merasa rumahnya kurang memenuhi syarat untuk isolasi mandiri, tim covid-19 hunter siap menjemput dan akan di carikan tempat isolasi atau karantina yang sesuai. “Termasuk berbagai rumah sakit rujukan di daerah. Hal ini untuk menghindari meluasnya kluster keluarga,” imbuhnya kembali.
Melalui pola jemput bola ini, Khofifah berharap bisa memudahkan pasien mengakses berbagai layanan covid-19 guna mendapatkan perawatan terbaik. Dan semua layanan diperoleh secara gratis jika dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah. (ST02)