SURABAYATODAY.ID, JAKARTA – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengajak para Alumni Teknik Sipil ITS (ALSITS) untuk berkolaborasi mewujudkan Indonesia Maju 2045. Ajakan tersebut disampaikannya pada Kongres ALSITS 2025 dengan tema Kepemimpinan dan Transformasi Infrastruktur Indonesia Maju di Gedung Danareksa, Jakarta, Sabtu (13/12).
Dalam paparannya, terkait pengembangan Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Berkelanjutan Wagub Emil menjelaskan, bahwa peran infrastruktur dalam visi Indonesia 2045 memiliki peranan penting.
Emil mendeskripsikan bahwa infrastruktur terbagi dalam tiga peran yaitu infrastruktur sebagai enaible ekonomi, transformasi konektivitas dan logistik serta digital backbone dan integrasi nasional.
Demi mendukung terwujudnya Indonesia Maju 2045, Wagub Emil mengajak seluruh Alumni ITS untuk berkolaborasi dalam kepemimpinan visioner melalui pola berfikir lintas sektor, penyelarasan fungsi ekonomi dan sosial hingga perencanaan jangka panjang.
Menurutnya, kepimpinan kolaboratif sangat dibutuhkan guna harmonisasi antara kepentingan pusat dan daerah. Selain itu, co creation dengan multi stakeholder sangat dibutuhkan guna menyelesaikan botleneck yang ada.
Emil memandang, terdapat sejumlah tantangan di Jatim yang membutuhkan kolaborasi dengan banyak lintas sektor. Salah satunya, Transformasi Sistem Logistik, Konektivitas Antar Wilayah sampai pada resiliensi dan mitigasi resiko.
Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Emil memaparkan bahwa Jatim memegang peranan kunci sebagai orkestrator nilai tambah Indonesia atau Orkestrator Value Chan Nasional. “Jatim menjadi rantai pasok industri melalui hilirisasi lanjutan dari bahan baku olahan dari luar Pulau Jawa,” paparnya.
Wagub Emil mengatakan, bahwa keberhasilan sebuah proyek infrastruktur membutuhkan sosok leadership yang dapat membalancing atau menyeimbangkan.
Saat menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Emil juga terlebih dahulu melakukan riset dengan menghadirkan para ahli dalam menangani bencana longsor. Menurutnya, sebagai pemimpin daerah harus memiliki insting dan kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di tengah tengah masyarakat.
Infrastruktur lanjutnya, adalah produk politik yang membutuhkan dukungan baik dari unsur DPRD, pemerintahan, insinyur atau engenering hingga masyarakat.
Menurutnya, kesalahan pengambilan keputusan ataupun memberikan kebijakan politik akan berdampak terhadap popularitas maupun kredibilitas seorang pemimpin daerah. Sebagai bagian dari pemerintah dan politik, terkadang seorang pemimpin daerah dihadapkan pada keterbatasan anggaran dalam meningakatkan sarana infrastruktur.
Oleh kareanya, dibutuhkan penguatan kebijakan yang harus dilakukan dengan mengkolaborasikan dari semua pihak. “Pemimpin sangat ingin meninggalkan legacy dalam bentuk infrastruktur namun karena keterbatasan banyak proyek infrastruktur yang belum terlaksana dengan optimal,” tegasnya.
Emil memandang, bahwa proyek infrastruktur tidak boleh hanya selesai pada saat membangun namun harus dirawat dan dijaga secara berkelanjutan. Rektor ITS Prof. Bambang Pramujati mengatakan, pihaknya bangga bahwa Alumni Teknik Sipil ITS masih mengabdikan dan selalu hadir ketika kampus membutuhkan.
Pihaknya mengibaratkan jika ITS adalah sebuah bangunan maka teknik sipil fondasi. Menjadi pemimpin bukanlah yang paling pintar melainkan mereka yang siap merangkul dan membawa organisasi mewujudkan visi dan harapan secara bersama sama.
“Saya bangga karena para Alumni ITS Teknik Sipil memberikan dampak luar biasa bagi ITS meskipun tidak terlihat peranannya sungguh luar biasa,” ungkapnya. Ketua Umum Pengurus Pusat IKA Alumni ITS Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, kongres ini akan memilih kepemimpinan yang baru.
Pihaknya menyebut bahwa seluruh civitas maupun para Alumni ITS ingin berkontribusi bagi pembangunan di Jawa Timur. Kontribusi ITS terutama Teknik Sipil terbukti dalam mendorong terciptanya infrastruktur maupun berbagai pembangunan yang ada di Indonesia. (ST02)





