SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns bertemu dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (29/7). Keduanya membahas sejumlah peluang kerjasama, di antaranya revitalisasi gedung Singa di kawasan Kota Lama Surabaya dan makam Peneleh.
Lambert Grijns menyampaikan bahwa menjadi kehormatan bisa bertemu dengan Eri Cahyadi. Ia menyatakan sudah lama ia ingin bertemu, mengingat Surabaya merupakan kota penting dalam hubungan kerjasama di bidang ekonomi, maritim, hingga pengelolaan sampah.
“Kami membahas tata kota dan tata ruang di Surabaya, serta cagar budaya dalam bidang heritage atau warisan sejarah. Teruma kesuksesan Pemkot Surabaya yang telah meresmikan Kota Lama, itu sangat menarik, khususnya bagi orang Belanda,” kata Lambert Grijns.
Baginya, alasan Kota Lama Surabaya sangat menarik bagi Belanda karena Pemkot Surabaya telah melakukan investasi melalui renovasi dan revitalisasi di kawasan Eropa, Cina, dan Arab. “Itu merupakan salah satu contoh buat kota-kota di dunia, bagaimana bisa revitalisasi Kota Lama seperti ini,” terangnya.
Lambert Grijns melihat bahwa keberhasilan Pemkot Surabaya dalam melakukan revitalisasi Kota Lama Surabaya, tidak hanya disambut antusias warga Kota Pahlawan dan wisatawan saja. “Pemkot Surabaya membuatnya (Kota Lama) menarik bukan hanya untuk orang Surabaya atau turis, tetapi juga untuk mahasiswa yang tinggal di sini, dan untuk sektor swasta yang pengusahanya di sini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Lambert Grijns mengaku bahwa ada dua contoh kerjasama dalam pengembangan wisata heritage yang telah dibahas dengan Wali Kota Eri beserta jajarannya. Yakni, menyasar gedung Singa di dekat Jembatan Merah Surabaya dan Makam Peneleh Surabaya.
“Makam Peneleh melibatkan ahli Belanda bersama dengan komunitas sejarah Begandring Soerabaia, mau membuat living library untuk menceritakan sejarah makam itu. Dan Gedung Singa di dekat Jembatan Merah yang sekarang sudah direnovasi Pemkot Surabaya,” pungkasnya. (ST01)





