SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Jantung berdebar-debar karena panik atau gugup, tentu itu normal. Namun pernahkan Anda mengalami jantung berdebar secara tiba-tiba dan tanpa sebab? Atau mungkin detak jantung Anda juga melambat?
Hati-hati, bisa jadi itu penyakit jantung aritmia. Aritmia adalah gangguan pada detak jantung atau irama jantung yang ditandai dengan detak jantung yang tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat.
Hal itu disampaikan dr Ragil Nur Rosyadi, SpJP (K), FIHA, Jumat (14/4). Ia memaparkannya dalam media gathering yang diadakan di Communal Coffee & Eatery, jelang berbuka puasa.
Ia menjelaslan bahwa penyakit jantung aritmia adalah merupakan jenis penyakit jantung yang berbeda dengan penyakit jantung koroner. Dikatakan, kebanyakan kasus gangguan detak jantung sering timbul tanpa gejala apapun.
“Sehingga membuat seseorang tak sadar jika dirinya terkena aritmia,” katanya.
Menurut dr Ragil, dalam banyak kematian yang disebabkan karena penyakit jantung, 70 persen memang karena jantung koroner. Namun jangan abaikan penyakit aritmia yang juga menjadi penyebabnya.
Ia mencontohkan ada orang habis berolahraga, tiba-tiba meninggal. “Lihat orangnya masih muda dan rajin olahraga. Itu bisa jadi karena jantung aritmia,” terangnya.
Karena itu, seseorang yang memiliki jantung sehat pun memiliki potensi terkena aritmia jika berada dalam kondisi tertentu. Misalnya, penyalahgunaan alkohol, diabetes, konsumsi kafein berlebihan, gangguan hormonal (gangguan tiroid), tegang atau stres emosional, merokok, dan mengonsumsi obat-obatan.
Dr Ragil menerangkan untuk memastikan apakah seseorang memiliki gangguan jantung aritmia atau tidak, bisa dilakukan pengecekan terhadap denyut jantung.
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan dengan EKG ataupun holter (perekaman EKG dengan alat khusus selama 24 jam). Bila diperlukan akan dilakukan pemeriksaan khusus yang disebut Electrophysiology Study (EP Study).
EP study merupakan jenis pemeriksaan listrik jantung secara detail dan menyeluruh yang mampu mendeteksi gangguan pada impulse listrik yang biasanya menjadi penyebab gangguan irama jantung.
Dr Ragil kembali mengatakan kebanyakan kasus gangguan detak jantung sering timbul tanpa gejala apapun. Hal ini membuat seseorang tidak sadar jika terkena aritmia. “Dan aritmia bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals Surabaya dr Lisa Gunawan menyatakan gangguan kesehatan dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Pihaknya ingin mengedukasi masyarakat untuk sadar akan pentingnya medical check up, termasuk tentang pemeriksaan jantung.
“Dengan medical check up, kita peduli terhadap kesehatan sehingga produktivitas terus berjalan,” ujar dr Lisa. (ST01)





