SURABAYATODAY.ID, SURABAYA -Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi dan tunjangan kehormatan pada 1.000 seniman dan 240 juru pelihara cagar budaya Jatim, di Gedung Negara Grahadi, Jumat (7/4).
Pemberian apresiasi dan tunjangan kehormatan ini sekaligus menjadi bagian dari silaturahmi Khofifah dengan para pegiat seni dan juru pelihara cagar budaya di Jawa Timur.
Khofifah menyampaikan bahwa seni dan religi adalah dua hal yang saling bersambung. Dua hal tersebut, lanjutnya memiliki peranan yang penting dalam perjalanan dakwah Islam di Indonesia khususnya tanah Jawa.
“Saya ingin menyampaikan bagaimana seni dan Religi itu menjadi kekuatan yang luar biasa, antara seni dan religi itu nyekrup,” katanya
Ia menuturkan bahwa pada zaman awal masuknya Islam di tanah Jawa, salah seorang aulia, syeikh Makhdum Ibrahim menyebarkan agama Islam melalui dakwah dengan seni menciptakan gamelan yang kala itu dikenal dengan Bonang.
“Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa Sunan Bonang, kenapa ada nama mbonang karena beliau yang menciptakan sendiri, gamelan yang biasa digunakan berdakwah sampai kemudian gamelan itu biasa disebut mbonang dan akhirnya melekat pada nama beliau, Sunan bonang,” tuturnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menerangkan bahwa syair tombo ati yang sangat familiar di telinga masyarakat juga buah karya dari Sunan Bonang. Ia juga menyampaikan bahwa para-Wali Songo berdakwah lewat seni yang kuat dengan nuansa religi.
“Nggak ada paksaan, tidak ada kekerasan di dalamnya karena seni yang dijadikan pintu masuk membangun rasa saling menghormati saling menghargai dan seterusnya,” ucapnya.
Kemudian Khofifah juga mengatakan bahwa seni dan religi memiliki kebersambungan. Salah satunya Gubernur Khofifah sampaikan bagaimana ia diminta Gus Dur untuk bertemu Ki Manteb, salah seorang dalang populer di Indonesia, agar membawakan wayang dengan lakon Semar bangun kayangan.
Tetapi, lanjutnya, Ki Manteb mengatakan bahwa untuk menyuguhkan sebuah pagelaran wayang yang spektakuler debgan lakon seperti dipesan Gus Dur dibutuhkan ikhtiar spiritual yaitu lewat puasa selama 41 hari. Karena waktu yang hanya tinggal 39 hari maka Ki Manteb harus mengajak anak dan istrinya untuk ikut berpuasa.
Dari kisah itu, Khofifah menjelaskan bahwa ada unsur spiritual yang terus dibangun oleh para seniman untuk menghasilkan karya seni yang tidak hanya spektakuler tetapi juga memiliki ruh di dalamnya.
“Mereka tidak tahu bagaimana proses untuk bisa mempersembahkan sebuah sajian tidak sekadar spektakuler tapi bisa memberikan ruh yang bisa dijiwai dari seluruh yang menyaksikan indahnya sebuah seni yang dipentaskan,” jelasnya.
Di akhir Gubernur Khofifah berpesan agar seluruh seniman di Jawa Timur terus berkarya menghasilkan karya seni luar biasa dan memelihara budaya yang ada.
“Teruslah berkarya untuk bangsa dan negara dan melestarikan cagar budaya melestarikan seni seni yang punya kearifan luar biasa,” pungkasnya. (ST02)





