SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Salah satu kunci menghadapi tantangan ekonomi tahun 2023 adalah dengan memperkuat perekonomian lokal. Sebab, yang harus dikhawatirkan dari 2023 adalah lesunya daya ekspor.
“Kita harus tahu denyut nadi ekonomi masyarakat, hal-hal yang kelihatannya sederhana tapi menjadi sangat penting. Maka kita harus bisa menggenjot dan menggairahkan lokal,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Senin (19/12).
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Seminar Outlook Perekonomian Jatim 20223 di Kantor Wilayah 8 DJP Jawa Timur, Surabaya. “Jangan sampai ada penambahan biaya produksi yang terlalu membebankan masyarakat,” lanjutnya.
Emil menjelaskan, fokus pemerintah juga harus ada pada UMKM. Mengingat kontribusi nilai tambah koperasi-UMKM tahun 2021 terhadap PDRB Jatim sebesar 57,81% dan menjadi garda utama pembangkitan ekonomi daerah.
“Praktis aja, gak teoritis. Hajar satu per satu isu yang dihadapi pelaku usaha, Pemprov fasilitasi. Contohnya ada wacana penambahan biaya cukai untuk produk manis dan kemasan plastik. Kita pro kesehatan dan ramah lingkungan, tapi memang harus melihat dampaknya untuk UMKM,” tutur Emil.
Lebih jauh, mantan bupati Trenggalek itu juga menuturkan, impor harus dijaga kestabilannya untuk mengimbangi penurunan ekspor yang diperkirakan akan terjadi.
“Makanya substitusi bahan baku itu juga harus diimbangi dengan kebijakan yang konsisten. Jangan sampai kita menggunakan bahan baku dalam negeri, tapi pas produk akhirnya disuruh bersaing dengan luar negeri, yang luar negeri dibiarkan bebas masuk,” ucapnya.
“Nah ini yang kita coba selesaikan dengan misi dagang. Artinya kita tidak beli dari luar negeri, tapi dari luar daerah. Supaya nggak terlalu bergantung. Ini gak sempurna, tapi minimal kita selangkah demi selangkah ke arah yang lebih baik dalam membenahi struktur,” tambahnya.
Hanya saja, Emil mengatakan bahwa Indonesia dan Jawa Timur cenderung tangguh dan telah melewati inflasi terberatnya pada pertengahan 2022 lalu. Sehingga, tantangan ekonomi 2023 seharusnya tidak begitu berdampak pada perekonomian nasional maupun daerah.
Meski begitu, Emil mengingatkan untuk tetap mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi menurunkan permintaan dan daya beli global terhadap produk Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dan instansi terkait dalam hal ini.
“Jargon kita tahun ini adalah Optimis Jatim Bangkit. Untuk tahun depan, itu keputusan Gubernur ingin seperti apa. Tapi yang pasti, bukan pesimis. Karena kita punya banyak hal yang harus membuat kita merasa optimis. Di tahun depan, harus ada hal berani dan berbeda yang kita lakukan,” imbuhnya.
“Tapi yang pasti, negara harus hadir. Kesulitan rakyat akan kita suarakan ke pemerintah pusat karena kita bukan hanya wakil pusat tapi juga penyambung lidah rakyat,” tutupnya. (ST01)





