SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat posisinya dalam mendukung inovasi industri hingga di tingkat global. Hal ini ditunjukkan melalui kolaborasi dengan Arizona State University (ASU), Amerika Serikat dalam mengembangkan industri semikonduktor melalui Semiconductor Venture Accelerator Competition, Selasa (25/11).
Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi Sistem Informasi ITS Imam Baihaqi ST MSc PhD memaparkan bahwa semikonduktor merupakan sebuah material di antara konduktor dan isolator yang digunakan dalam produksi berbagai elektronik. Dalam dunia industri, semikonduktor diibaratkan sebagai otak dari perangkat modern.
“Karena itu, kami menginisiasi kompetisi untuk mewadahi mahasiswa menjadi inovatif dan berjiwa entrepreneur,” ujarnya.
Selaras dengan Imam, Konsul Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya Christopher R Green menjelaskan, kegiatan ini merupakan sebuah kerja sama yang baik antara dua negara. Tak berhenti di situ, inovasi yang dibawakan para mahasiswa tentunya juga mempunyai dampak positif yang luas bagi masyarakat.
“Saya melihat kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian generasi sekarang terhadap permasalahan yang terjadi saat ini,” tuturnya.
Kompetisi yang diselenggarakan di Departemen Teknik Elektro ITS ini menghadirkan delapan mahasiswa finalis terbaik yang telah diseleksi dari 60 mahasiswa perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Para finalis mempresentasikan kegunaan inovasi yang diciptakannya guna mengatasi permasalahan di sektor industri semikonduktor saat ini.
“Inovasi yang digagas berdasarkan penyelesaian masalah yang terjadi dengan menggunakan inovasi semikonduktor,” jelas Imam lagi.
Lebih lanjut, menurut dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut, kompetisi ini menjadi wadah para mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi semikonduktor di dunia industri. Ia menambahkan, hal ini tidak hanya tentang ide tetapi juga memaparkan perencanaan bisnis dari ide inovasi semikonduktor mereka. “Hal ini turut membantu misi ITS sebagai institusi yang melahirkan entrepreneur berbasis teknologi,” tegas Imam optimistis.
Dari hasil penilaian yang telah dilakukan, tercatat pemenang pada kompetisi ini adalah Riva Rizkiana Ramadhani, mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS, yang memaparkan tentang inovasi pendeteksi emisi. Inovasi yang berjudul SusTech-ID tersebut, lahir dari isu global tentang permasalahan emisi yang selalu meningkat sepanjang waktu. “Alat ini saya kembangkan sebagai pendeteksi jenis-jenis emisi, guna membantu penurunan emisi global,” papar mahasiswa angkatan 2022 itu.
Pada kesempatan yang sama, kompetisi ini juga dibuka dengan sesi diskusi mengenai strategi kemitraan dan keterlibatan mitra bisnis dalam membangun ekosistem industri semikonduktor nasional yang berdampak. Diskusi ini menjadi wadah para praktis untuk berbagi strategi dalam mengembangkan industri teknologi semikonduktor di Indonesia.
Kompetisi ini turut menyukseskan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Terutama untuk poin ke-9 tentang Infrastruktur, Industri, dan Inovasi serta poin ke-11 tentang Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. Selain itu, seluruh kegiatan ini merupakan cermin semangat kolaborasi SDGs poin ke-17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (ST05)





