SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengenang jasa dan perjuangan para tokoh pendiri Kampus Pahlawan ini sebagai rangkaian peringatan Dies Natalis ke-65 melalui kegiatan bertajuk Napak Tilas ITS di Grha Sepuluh Nopember ITS, Selasa (28/10). Kali ini, memori dan perjalanan keteladanan sosok Rektor ke-2 ITS Kolonel Laut (Purn) Ir Marseno Wirjosapoetra dirajut menjadi sebuah buku biografi dan film dokumenter yang diluncurkan pada kegiatan tersebut.
Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD mengungkapkan bahwa Marseno merupakan sosok visioner, disiplin, dan berjiwa pengabdian yang luar biasa. Dengan meneladani perjalanan kepemimpinannya, diharapkan ITS menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. “Perjuangannya adalah landasan kokoh pertumbuhan ITS sebagai perguruan tinggi teknologi terkemuka di Indonesia,” tegasnya.
Guru Besar Departemen Teknik Mesin ITS itu menjelaskan, buku biografi dan film dokumenter Marseno merupakan wujud penghargaan atas perjuangan dan jasa yang telah diberikannya. Karya ini menjadi catatan sejarah serta sumber keteladanan dan inspirasi seluruh generasi penerus ITS. “Dengan mengenang sejarah, diharapkan semangat kepemimpinan dan pengabdian sivitas ITS dapat tumbuh lebih besar,” ujarnya bersemangat.
Menelusuri lebih dalam, ITS menghadirkan keluarga besar Marseno dan pihak Dinas Sejarah TNI Angkatan Laut (Disjarahal) untuk berbagi kisah perjalanan kehidupan Marseno. Merupakan sosok yang dikenal pemberani, Marseno tidak hanya berperan penting dalam pembangunan ITS, tetapi juga dalam sejarah TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan keluarga.
Sekretaris Disjarahal Kolonel Laut Drs Heri Sutrisno MSi menceritakan sejarah kehidupan Marseno sebagai anggota TNI AL. Heri menerangkan bahwa Marseno merupakan perwira sarjana teknik pertama yang memperkuat jajaran TNI AL. “Beliau berperan penting dalam sejarah perkembangan pembangunan TNI AL pada saat itu,” jelasnya.
Heri juga mengungkapkan kontribusi Marseno dalam pembangunan Bandar Udara Internasional Juanda pada masanya. Saat itu, Marseno diberikan tanggung jawab sebagai Ketua Pengawas Pembangunan Pangkalan Udara di Waru, Sidoarjo. Sebagai seorang ahli teknik sipil, Marseno dengan luar biasa mampu menyelesaikan proses pembangunan dengan baik dalam waktu yang terbilang cepat.
Di sisi lain, Dra Nini Irewati yang merupakan putri kedua Marseno menuturkan bahwa ayahnya merupakan sosok yang disiplin dan tegas saat menjalankan tugas sebagai kepala keluarga. Perempuan yang akrab disapa Ire ini menambahkan bahwa Marseno menjadi panutan dengan tidak pernah membawa pekerjaan ke lingkungan keluarga.
Melalui kegiatan Napak Tilas ini, ITS tidak hanya mengenang perjalanan masa lalu tetapi juga memperkuat pijakan di masa kini untuk menatap masa depan. Semangat ini menjadi pendorong untuk meraih cita-cita para pendiri menjadikan Kampus Ibu yang Luhur ITS sebagai perguruan tinggi teknologi bertaraf internasional.
Kini, setelah lebih dari enam dekade berdiri, ITS terus tumbuh menjadi perguruan tinggi terdepan di Indonesia dengan senantiasa membawa nilai-nilai nasionalisme. Komitmen ITS mewujudkan lingkungan pendidikan yang maju dengan semangat perjuangan ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas. (ST05)
 
			




 
							 
							 
							