SURABAYATODAY.ID, BANGKALAN – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak ziarah ke makam ulama besar Syaikhona Muhammad Kholil di Bangkalan, Kamis (10/4) malam.
Ziarah dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada sosok ulama kharismatik yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara. Ziarah ini sekaligus dalam rangka menyambut peringatan haul satu abad wafatnya Syaikhona Kholil, Jumat (11/4).
Khofifah menyampaikan bahwa Syaikhona Kholil merupakan tokoh ulama besar yang memiliki kontribusi luar biasa dalam sejarah Islam Indonesia. Ia dikenal sebagai inspirator lahirnya organisasi keagamaan terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama (NU).
“Beliau adalah ulama besar yang menginspirasi lahirnya jam’iyah terbesar di dunia, dan pusat persemaian perjuangannya ada di Bangkalan. Ini merupakan kebanggaan dan sumber inspirasi besar bagi masyarakat Bangkalan dan Madura,” ujar Khofifah.
Ia juga mengungkapkan, dalam proses pendirian NU, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari meminta restu kepada Syaikhona Kholil hingga tiga kali. Setelah itu, barulah beliau menerima isyarat berupa surat yang dimasukkan dalam tongkat yang dikirimkan melalui KH As’ad Syamsul Arifin. Surat dalam tongkat tersebut menjadi simbol restu dan isyarat dimulainya pendirian Nahdlatul Ulama.
“Seringkali yang dikenal hanya pendirinya, padahal semangat dan inspirasi besar di balik berdirinya NU berasal dari Syaikhona Kholil,” imbuhnya.
Di lain sisi, Khofifah menekankan bahwa peringatan haul ini merupakan momen penting untuk meneladani perjuangan Syaikhona Kholil dalam menyiarkan Islam yang damai, inklusif, dan menyejukkan. Ia berharap masyarakat dapat merefleksikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin yang diajarkan beliau sepanjang hidupnya.
“Di tengah tantangan zaman, kita sangat membutuhkan keteladanan seperti beliau. Mulai keikhlasan, kebijaksanaan, dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran,” tutur Khofifah.
Sebagai gubernur perempuan pertama di Jawa Timur, Khofifah juga mengajak masyarakat menyambut peringatan ini dengan ketulusan dan semangat persaudaraan. Menurutnya, kegiatan spiritual seperti ziarah dan haul tidak hanya mempererat hubungan vertikal dengan Tuhan, tapi juga memperkuat ukhuwah dan sinergi antarwarga. (ST11)





