SURABAYATODAY.ID, MOJOKERTO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Autism Association of Western Australia (AAWA) akan melaksanakan Master Class Training dan Overcoming Barriers Autistic Individuals Assessing Medical and Dental Services pada 5 hingga 7 November mendatang.
Menjelang acara tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Jatim Benny Sampirwanto menerima delegasi AAWA dalam Welcome Dinner. Di mana, penyambutan ini dilaksanakan di Gula Aren Resto, Kota Mojokerto, Minggu (3/11) malam.
“Intinya adalah kita menyambut kedatangan beliau-beliau ini untuk brainstorming menjelang Master Class. Sebenarnya kami sudah lama kenal sejak 2011. Jadi mereka banyak memberikan bantuan teknis maupun praktis dalam kerjasama pendidikan penanganan autisme,” katanya.
“Mereka datang sendiri. Bahkan tanpa bayaran demi membantu kita dan memberikan edukasi dalam penanganan anak-anak disabilitas dan autisme,” lanjutnya.
Benny menjelaskan, pelatihan ini nanti akan mengajarkan seputar penanganan anak-anak autisme. Termasuk di dalamnya bagaimana cara berempati pada para orang tua anak autistik dan juga peningkatan SDM para guru.
“Kerjasama ini menjadi kerjasama yang sangat bagus. Bahkan Jawa Timur nanti akan diberi kesempatan menjadi salah satu pembicara di forum Asia Pasifik untuk menceritakan pengalaman-pengalaman menangani penyandang disabilitas, khususnya autisme,” jelasnya.
“Untuk ke depan, saya berharap kerjasama ini terus berlanjut ke generasi berikutnya. Tahun depan saya sudah pensiun. Tapi kerjasama ini harus terus berjalan demi anak-anak penyandang disabilitas kita,” pungkas Benny.
Sementara itu, CEO AAWA Joan McKenna Kerr mengatakan bahwa akan ada tiga pokok pembahasan pada Master Class yang akan datang. Yang pertama, adalah bagaimana mengembangkan program untuk anak-anak disabilitas yang memiliki kesulitan berkomunikasi dan bersosial.
“Yang kedua adalah membahas apa yang akan terjadi pada mereka setelah mereka lulus sekolah. Peluang apa yang bisa mereka dapatkan dan bagaimana kita bisa mendukung mereka mendapatkan peluang kerja,” tuturnya.
Sedangkan yang terakhir, sebut Joan, adalah pembahasan bagaimana menghadapi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan dan perawatan gigi.
Jawa Timur sendiri menjadi fokus AAWA karena hubungan yang terjalin sebagai sister province. Di samping itu, kebijakan Jawa Timur terhadap inklusivitas sejalan dengan visi AAWA.
“Kami telah membangun hubungan yang sangat luar biasa dengan Jawa Timur. Kami senang datang ke sini karena Jawa Timur selalu lapar akan ilmu pengetahuan dan selalu berinovasi. Bahkan, banyak sekali keluarga di sini yang menjadi advokat kuat untuk anak-anak autistik. Jadi kami ingin kerjasama ini terus berlanjut,” pungkasnya. (ST02)