SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, menggelar pertemuan hangat dengan ratusan kader lingkungan di Bober Cafe, Surabaya, Rabu (25/9). Pertemuan ini menjadi momen nostalgia bagi Risma, yang mengenang dukungan militan para kader saat ia mencalonkan diri sebagai wali kota Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, cagub nomor urut 3 ini mengungkapkan rasa terima kasih kepada para kader yang berjuang tanpa pamrih. Ia menceritakan bagaimana mereka mengkampanyekan dirinya dengan cara unik, meski tanpa biaya, termasuk menggunakan topeng foto dirinya.
Salah satu kenangan yang diingatnya adalah aksi bersih-bersih jalanan yang dilakukan secara kolektif. “Kami bersama-sama membersihkan lingkungan sebagai bagian dari kampanye. Alhamdulillah, suara kami menang,” kenangnya, disambut sorakan semangat dari para kader.
Risma, yang menjabat Wali Kota Surabaya selama dua periode dan kemudian menjadi Menteri Sosial RI, juga menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa berpamitan dengan para kader saat dilantik sebagai menteri. “Segalanya berlangsung mendadak, dan saya harus segera menyelesaikan banyak permasalahan,” tuturnya.
Ia menekankan peran besar kader lingkungan dalam pengelolaan sampah di Surabaya, mencatat penurunan volume sampah dari 3.600 ton menjadi 1.200 ton per hari selama masa jabatannya sebagai kepala dinas kebersihan. Kini, sekitar 1.000 ton sampah sudah diolah menjadi listrik, menjadikan TPA Surabaya yang pertama melakukan hal tersebut.
Risma juga mempromosikan program urban farming yang melibatkan banyak ibu-ibu, yang dianggapnya sebagai solusi menghadapi kenaikan harga bahan pokok.
Dalam pertemuan itu, Risma pengalaman saat di forum internasional. Ia menceritakan pernah berbicara di depan lima ribu perempuan di hadapan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, dengan moderator Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarović.
“Banyak yang heran ada wali kota berbicara di forum itu. Tapi itulah, Surabaya akhirnya makin dikenal dunia,” ucap Risma,
Mengakhiri pertemuan, Risma mengapresiasi dedikasi para kader lingkungan, menyebut mereka sebagai pahlawan dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan kota. (ST01)





