Surabayatoday.id, Surabaya – Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menggunakan masa tenang jelang coblosan Pilkada 9 Desember 2020 dengan ziarah ke makam Sunan Ampel. Ia ziarah bersama sanak saudara serta para santri. Sebelum berziarah, Eri melaksanakan salat Ashar berjamaah, Senin (7/12).
Eri juga menjalankan ijazah dari KH Nawawi Abdul Jalil, Sidogiri, yang didapatkan ketika sowan ke pengasuh salah satu ponpes tertua di Jawa Timur tersebut. “Hari ini kita menjalankan ijazah Kiai Nawawi Sidogiri Pasuruan. Beliau memberikan ijazah untuk membaca Al-Fatihah sebanyak 500 kali. Alhamdulillah hari ini ijazah dari Kiai Nawawi sudah dijalankan,” ungkapnya.
Eri sebelumnya telah sowan ke Kiai Nawawi di Pesantren Sidogiri. Pesantren itu didirikan pada 1745 M oleh Sayyid Sulaiman bin Abdurrahman Basyaiban, keturunan dari Syekh Syarif Hidayatullah yang biasa dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Keluarga Sayyid Sulaiman inilah yang juga merintis kompleks pesantren Sidoresmo, Surabaya.
Eri Cahyadi menjalankan ijazah dari Kiai Nawawi tak seorang diri. Ia bersama putra dari almarhum KH Mas Ubaidillah bin Muhammad bin Yusuf At-tijani atau Gus Ubed yang tak lain adalah nazir Masjid Sunan Ampel.
Tampak juga Ra Fathur Rozi Zubair, putra KH Zubair Muntashor. Kiai Zubair adalah cicit dari Syaikhona Cholil, ulama karismatik NU yang tak lain adalah guru banyak kiai besar, termasuk guru dari pendiri NU KH Hasyim Asyari yang pada Minggu (6/12) lalu juga diziarahi Eri.
Selain menziarahi makam Sunan Ampel, Eri juga nyekar ke makam Syekh Muhammad bin Yusuf At-Tijani, ayahanda dari Gus Ubed. Usai berziarah, Eri melantunkan salawat Nariyah. “Alhamdullah tadi juga ikut menyertai adik saya, putra dari Gus Ubed, yaitu Gus Yaruk sama Gus Bidin,” terangnya.
Saat ditanya perihal persiapan jelang Pilkada Surabaya 2020, mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya tersebut menyatakan kesiapannya. Dia meyakini Allah SWT telah menulis skenario terbaik untuk seluruh umat manusia.
“Menjelang hari H, kami riyadhoh, mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,“ ujarnya.
“Persiapan hari H, insya Allah, sebagai santri, sebagai warga Nahdliyin, menyakini bahwa ketetapan sudah dituliskan Allah SWT. Sebenarnya nama wali kota, selalu saya katakan, sudah tercatat di langit ketujuh. Kalau kita kampanye itu karena hanya ikthiar jasmaninya kita jalankan. Tapi nama itu sudah tercatat, Gusti Allah sudah menakdirkan,” imbuhnya. (ST01)