SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meninjau proyek strategis pembangunan Rumah Pompa Putat Gede 3 milik PDAM Kota Surabaya di Jalan Bukit Darmo Golf, Kecamatan Dukuh Pakis, pada Jumat (6/9/2024). Pembangunan rumah pompa di Surabaya Barat ini merupakan wujud komitmen Pemkot Surabaya untuk memastikan seluruh wilayah kota mendapatkan pasokan air secara konsisten.
Dalam tinjauannya, Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa Rumah Pompa Putat Gede 3 akan mendukung suplai air dari Rumah Pompa Putat Gede 1 dan 2, yang berperan sebagai pusat distribusi. Rumah pompa ini juga akan membantu operasional Rumah Pompa Mbah Ratu dan Rumah Pompa Krembangan, sehingga pelayanan air dapat menjangkau seluruh daerah, termasuk Surabaya Utara.
“Kami telah sepakat membangun reservoir untuk memperlancar aliran air di Surabaya Utara, karena saat ini masih ada rumah-rumah yang hanya mendapatkan air di tengah malam. Dengan adanya Rumah Pompa Putat Gede, suplai air dapat didistribusikan ke Rumah Pompa Mbah Ratu untuk memastikan pasokan air di Surabaya Utara berjalan lancar,” ujar Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri optimistis bahwa pada tahun 2025, warga Surabaya tidak akan lagi mengalami kendala pasokan air di waktu-waktu tertentu. Keyakinan ini didasarkan pada pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) Karangpilang 4, yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.
“Sebenarnya, masalah ini bisa selesai tahun ini jika suplai air dari Umbulan terpenuhi. Namun, karena tidak terpenuhi, kami memutuskan untuk membangun tempat pengolahan air baru di Karangpilang,” terang Wali Kota Eri.
Jika IPAM Karangpilang 4 telah beroperasi, air yang dihasilkan akan disalurkan ke Rumah Pompa Putat Gede 3, kemudian diteruskan ke Rumah Pompa Mbah Ratu, sehingga pasokan air untuk wilayah Surabaya Utara akan tercukupi.
“Setelah IPAM Karangpilang beroperasi, suplai air akan dialirkan ke Putat Gede dan kemudian didistribusikan ke Mbah Ratu. Dengan demikian, masalah air di Surabaya akan terselesaikan, dan seluruh wilayah kota akan teraliri air secara merata,” paparnya.
Selain membangun reservoir, Pemkot Surabaya juga rutin melakukan peremajaan pipa yang sudah berusia lebih dari 50 tahun untuk mengatasi masalah suplai air yang tidak merata. Pipa-pipa yang sudah tua dapat menghambat distribusi air dari PDAM.
Wali Kota Eri menyebutkan bahwa selama periode 2023-2024, di bawah kepemimpinannya, lebih dari 215 kilometer pipa telah berhasil dibangun atau diremajakan. Jumlah ini jauh melebihi target, yang biasanya hanya mencakup 20 kilometer pipa per tahun.
“Dengan kondisi seperti ini, kami tidak punya pilihan lain selain mengganti pipa-pipa yang sudah tua. Karena itu, kami memutuskan untuk membangun jaringan pipa baru,” imbuhnya.
Dengan proyek strategis yang saat ini dilakukan oleh PDAM, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menargetkan PDAM Kota Surabaya bisa melakukan ekspansi ke wilayah Surabaya Raya pada tahun 2026.
“Dengan suplai air yang lebih memadai, kami berharap bisa melakukan ekspansi. Sebenarnya, kami ingin BUMD ini melakukan ekspansi pada tahun 2025, tetapi kami masih harus menyelesaikan masalah pasokan air di daerah utara terlebih dahulu. Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan pada tahun 2025, sehingga ekspansi bisa dimulai pada tahun 2026,” jelas Wali Kota Eri.
Menurutnya, jika ekspansi berhasil dilakukan oleh PDAM, manfaatnya akan dirasakan kembali oleh masyarakat. Keuntungan dari ekspansi suplai air ke wilayah lain akan digunakan untuk mensubsidi masyarakat kurang mampu atau yang tinggal di rumah dengan luas tidak terlalu besar.
“Keuntungan dari ekspansi ini akan dikembalikan kepada masyarakat, misalnya untuk memberikan subsidi bagi rumah dengan luas 45 hingga 100 meter persegi. Keuntungannya nanti akan terus meningkat sesuai dengan hasil yang didapat,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya, Arief Wisnu Cahyono, optimistis bahwa ekspansi dapat dilakukan karena PDAM memiliki teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
“Kami akan memanfaatkan peluang ini, dan targetnya adalah melakukan ekspansi pada tahun 2026,” ungkap Arief.
Arief menambahkan, ketika IPAM Karangpilang 4 selesai, pasokan air di Kota Surabaya akan mencapai 1000 liter per detik, yang berarti suplai akan berlebih dan ekspansi dapat dilakukan.
“Saat ini, pasokan air untuk Surabaya Utara masih kurang 600 liter per detik. Namun, ketika Karangpilang 4 selesai, pasokannya akan mencapai 1000 liter per detik, dan kita akan memiliki suplai yang lebih dari cukup,” pungkasnya. (ST01)





