SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 di Kota Surabaya berlangsung meriah. Peringatan itu dilakukan dengan gelaran Festival Ekspresi Anak di Atlantis Land, Kenjeran Park, Kamis (15/8).
Festival dihadiri lebih dari 3.800 peserta. Termasuk anak-anak dari berbagai kalangan, jajaran di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perwakilan dari UNICEF, CEO perusahaan Jawa Timur serta berbagai organisasi masyarakat yang peduli anak.
Puncak HAN ke-40 di Surabaya juga menjadi pencapaian prestisius. Sebab di momen ini, Surabaya mendapat penghargaan bergengsi berupa Sertifikat Kota Layak Anak Internasional dari Child Friendly Cities Initiative (CFCI) UNICEF.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan kebanggaannya. “Surabaya telah mendapatkan sertifikat Kota Layak Anak Internasional, sebuah pengakuan atas komitmen pemerintah dalam menjadikan kota ini ramah anak dan diakui secara internasional,” ujarnya.
Menurut dia, pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab besar bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para pemimpin keluarga. “Karena pemimpin bukan hanya wali kota, tapi mulai keluarga itu pemimpin. Bagaimana orang tua itu sayang dengan anaknya, ketika anak punya kekurangan jangan dimarahi, tapi diberikan semangat sehingga anak punya keberanian dan kebahagiaan,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran masyarakat dan orang tua dalam menjaga dan mendidik anak-anak sebagai generasi penerus. Dikatakan, bahwa perilaku anak-anak sangat dipengaruhi oleh contoh yang diberikan orang tua. Karena itu, ia mengimbau agar para orang tua lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata.
“Jika kita bisa memberikan contoh yang baik, saya yakin tidak akan ada lagi geng motor atau anak-anak yang kena narkoba,” tegasnya.
Festival Ekspresi Anak menjadi momentum penting untuk mengekspresikan harapan dan aspirasi anak-anak Surabaya. Parade karnaval yang menampilkan keragaman budaya dan kreativitas anak-anak, menjadi salah satu sorotan utama.
Anak-anak dari berbagai usia turut serta dalam parade ini menampilkan warna-warni tradisi yang mencerminkan keberagaman Indonesia. Panggung utama festival juga diramaikan oleh berbagai penampilan yang memukau. Mulai pertunjukan band, fashion show anak-anak, tari remo massal, hingga penampilan kolaborasi musik anak nusantara yang harmonis.
Anak-anak disabilitas dari Rumah Anak Prestasi (RAP) dan SLB A YPAB juga ikut ambil bagian. Mereka memperlihatkan bakat yang menginspirasi semua peserta dan tamu undangan yang hadir.
Tidak ketinggalan, Kongres Anak Surabaya yang diselenggarakan di Atlantis Hall, juga menjadi wadah bagi anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kota. Dalam kongres tersebut, anak-anak berdiskusi, berbagi ide, dan menyampaikan aspirasi terkait isu-isu yang dihadapi.
Puncak acara ditandai dengan peluncuran dua Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya yang berkaitan dengan perlindungan anak, yaitu Perwali tentang Mekanisme Pelaksanaan Kota Layak Anak dan Perwali tentang Mekanisme Pemberian Perlindungan Khusus Kepada Anak.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, memberikan apresiasi tinggi terhadap komitmen Pemkot Surabaya dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Menurutnya, Kota Surabaya telah mencapai Kategori Utama Kota Layak Anak berturut-turut. Karena itu, ia optimis Surabaya akan meraih kategori tertinggi tahun depan. “Anak-anak di Kota Surabaya patut berbangga karena Wali Kota Eri Cahyadi memiliki komitmen kuat dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. Saya yakin Surabaya akan meraih kategori tertinggi Kota Layak Anak pada tahun depan,” kata Menteri Bintang dalam sambutannya melalui virtual.
Menteri PPPA juga menyampaikan selamat kepada Pemkot Surabaya atas penghargaan Kota Layak Anak Dunia dari UNICEF. “Sertifikat ini membuat Surabaya dapat menjadi anggota Child Friendly Cities Initiative (CFCI). CFCI merupakan sebuah forum atau jaringan khusus di dunia yang berfokus pada Kota Layak Anak Dunia,” ujarnya. (ST01)





