SURABAYATODAY.ID, BONDOWOSO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest bersama Perum Perhutani dan Kementerian BUMN dan KLHK di Kampung Kopi Kluncing Jalan Kawah Ijen, Pondok Jeruk, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, Jumat, (16/7).
Platform tersebut merupakan aplikasi yang berfungsi untuk memonitoring cara kerja sekaligus meningkatkan komunikasi antara petani kopi, pendamping serta perhutani selaku pengelola lahan.
“Aplikasi ini multi manfaat, meluaskan jangkauan penyedia permodalan dengan petani, mengetahui data petani kopi, ketersediaan lahan, riwayat budidaya serta update progres budidaya yang sudah dan belum dikerjakan,” kata Gubernur Khofifah.
Dijelaskannya, socio forest merupakan platform digital kemitraan sosial dari 88 Proyek Strategis Kementerian BUMN. Platform ini dikembangkan dengan Strategic Delivery Unit (SDU) dalam meningkatkan produktivitas agroforestry, optimalisasi lahan hutan serta penyelarasan kepentingan para pihak dalam upaya transparansi model bisnis kerjasama sosial.
“Platform ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi dalam melaksanakan pemantauan, kerjasama dan budidaya,” ujarnya.
Hadirnya platform socio forest dari berbagai pihak yang terdiri dari Perhutani selaku Pengelola kawasan Hutan, Petani hutan selaku penggarap, instansi Pemerintahan dan Lembaga Pendidikan selaku pendamping, pengepul atau pembeli hasil produksi selaku off taker, penyedia sarana produksi pertanian serta penyedia permodalan. Dengan demikian, akan mudah mengakses informasi ketersediaan lahan yang dapat dikerjasamakan maupun yang sedang dikerjakan.
“Riwayat budidaya serta update progress budidaya yang dikerjakan serta memudahkan komunikasi antara petani, pendamping dan perhutani,” tuturnya.
Selain itu, melalui platform kemitraan sosial ini, Khofifah mengaku optimis dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pengembangan agroforestri secara efektif dan efisien untuk memperkuat ketahanan pangan.
Artinya, jika kelompok sudah berdaya dan mandiri secara ekonomi, maka harapannya akan mampu mempercepat penurunan kemiskinan, penurunan disparitas di wilayah pedesaan, penurunan tingkat pengangguran terbuka maupun pertumbuhan ekonomi regional di Provinsi Jawa Timur.
“Dengan adanya platform ini, saya optimis dapat memfasilitasi penguatan kelembagaan KPS dan UMKM untuk mendukung Percepatan Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial,” terangnya.
“Kekuatan ini jangan disia-siakan dan bangun sinergitas serta jejaring seluas mungkin agar bisa meningkatkan pasar ekspor kopi melalui komunal branding,” lanjutnya.
Inovasi socio forest tidak sekadar mempermudah cara kerja serta meningkatkan komunikasi, tetapi juga akan berdampak pada produksi kopi di Kabupaten Bondowoso baik di pasar nasional hingga internasional.
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Alue Dohong menambahkan, aplikasi ini membangun ekosistem bersama untuk mendukung pilot project bagi masyarakat pengelola hutan sosial di kawasan Perhutani.
“Tugas kita bersama-sama untuk mengelola komoditas pangan dan di kawasan ini memang Republik kopi miliknya Bondowoso khususnya agar dioptimalkan komoditas kopi tersebut,” tandasnya. (ST02)





