SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Di Nahdlatul Ulama (NU) kini terbentuk Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU). Satgas ini akan menjadi bagian penting dari upaya membangun ketahanan keluarga yang akhirnya menjadi penguat ketahanan nasional.
Dalam kegiatan ‘Pelibatan Masyarakat Program Ketahanan Keluarga Wilayah Jatim’ kerjasama Kemenag dan PBNU di Hotel Fairfield Surabaya, Rabu (7/6), Ketua PBNU Alissa Qotrunnada atau Alysa Wahid mengatakan, bahwa GKMNU ini merupakan upaya menghadirkan NU sampai kepada keluarga. Isu keluarga adalah isu yang strategis dan sentral sehingga GKMNU menjadi ruang pengorganisasian khidmah untuk jamaah.
“Kita butuh Satuan Tugas (Satgas) dimana kita ingin berlari kencang untuk membangun kegotongroyongan. Satgas ini akan menjadi pelumas atau oli yang akan mempercepat jalannya organisasi,” terangnya.
Satgas ini memiliki tugas dan fungsi dalam mendampingi dan mengakselerasi setiap isue strategis yang ada, dibawah komando Satgasnas dari PBNU.
Terdapat enam dimensi program GKMNU. Di antaranya relasi maslahat, kelaluarga sejahtera, keluarga sehat, keluarga terdidik, keluarga moderat dan keluarga cinta alam. Banyak program yang bisa dijalankan.
“Relasi Maslahat dicontohkan sebagai akhlak nahdliyin, relasi makruf dan pengasuhan yang baik sama halnya dengan keluarga sehat memberikan langkah agar warga NU Tidak Stunting, PHBS dan tidak kawin anak,” jelasnya.
Alysa menegaskan, bahwa Satgasnas ini akan dimulai di Jatim, Jateng, DIY, di 78 kabupaten/kota dengan 1.231 kecamatan. Khusus di Jawa Timur direncanakan akan dibentuk 45 cabang, 657 MCW dan 8.501 desa dan kelurahan.
“Rencana jangka pendek Juni-Agustus 2023 akan melakukan konsolidasi wilayah dan pembentukan satgas, pematangan kemitraan, penyiapan instrumen pelaksanaan program hingga peningkatan kapasitas kader NU untuk kegiatan kegiatan kerjasama,” tutupnya. (ST02)





