SURABAYATODAY.ID, JAKARTA – Dirjen Perumahan Kementerian PUPR RI Iwan Suprijanto menyampaikan bisnis properti terus tumbuh. Bahkan di masa pandemi trend nya masih positif sebesar 1,72 persen.
Setidaknya tumbuh 1-2 persen dan mampu menggerakkan 174 sektor usaha yang lain. Mulai bisnis bulding material, perbankan termasuk bisnis interior.
“Jadi real estate cukup berpengaruh dan punya kontribusi signifikan. Ini akan kita dorong perkembangannya pasca pandemi Covid-19 menjadi strategi pemulihan ekonomi nasional,” ungkapnya.
Lebih lanjut, sektor perumahan di Indonesia masih mengalami isu dan tantangan, utamanya belum seimbangnya supply dan demand. Sehingga sebagai target Dirjen Perumahan tahun 2020-2024 untuk meningkatkan rumah tangga yang menghuni rumah tinggal layak huni dari 56,70 persen menjadi 70 persen.
Sedangkan rumah tangga yang belum menempati rumah tinggal layak huni sejumlah 7,8 juta dengan proyeksi pertumbuhan rumah tangga baru yakni 3,2 juta hingga tahun 2024. “Arah kebijakan yang diambil pemerintah yakni memberikan akses masyarakat secara bertahap akan perumahan yang layak dan aman terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dengan intervensi langsung sebesar 40 persen,” urainya.
“Sedang 60 persen sisanya untuk intervensi tidak langsung,” tambah dia.
Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan sektor real estate memiliki peran yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim. Pada Triwulan II Tahun 2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,74 persen (y-o-y). Sementra sektor real estate termasuk 10 besar jenis lapangan usaha yang berkontribusi mendukung pertumbuhan PDRB Jatim.
“Jadi kontribusi sektor real estate terkonfirmasi produktif terutama pada enam daerah yang merupakan daerah prioritas pengembangan properti di Jatim. Yakni Kota Batu, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Kediri,” tuturnya.
Kontribusi sektor real estate terhadap ekonomi Jawa Timur pada Triwulan II Tahun 2022 sebesar 1,65. Kemudian PDRB sektor Real Estate (ADHK) pada TW II Tahun 2022 sebesar Rp 7.914,26 miliar.
“Lapangan kerja di sektor real estate ini kan rata-rata padat karya. Oleh karena itu akan berseiring dengan berbagai ikhtiar terutama dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran di Jatim,” jelasnya. (ST02)





