SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim memiliki gedung baru. Gedung di Jalan Jemur Andayani No.1, Siwalankerto, Surabaya dan diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin (20/2) malam.
Kepala BKD Jatim Indah Wahyuni menjelaskan tahap pembangunan fisik gedung baru BKD dilaksanakan dalam 2 tahap senilai Rp 61 miliar. Pertama dilaksanakan pada tahun 2021 dengan nilai anggaran senilai Rp 16,279 miliar dengan lingkup pekerjaan struktur 5 lantai. Sedangkan pembangunan tahap II dilaksanakan pada tahun 2022 memiliki nilai anggaran senilai Rp 45,236 miliar dengan lingkup pekerjaan arsitektural dan mekanikal elektrikal.
“Selain itu, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur telah menyusun Detail Engineering Design (DED) gedung baru BKD Jatim pada tahun 2020 dengan anggaran senilai Rp 1,167 miliar,” tuturnya.
Adapun gedung baru BKD Provinsi Jawa Timur dibangun di atas lahan seluas 1.646 m2 menggunakan konsep IKI. Bangunan gedung kantor utama memiliki total luasan lantai bangunan 6.406 m2 terdiri dari 5 lantai meliputi area lobby, ruang gallery, ruang kerja untuk 4 bidang dan sekretariat, aula pertemuan, ruang server, assessment center, kantin, lift termasuk ada ruang digitalisasi meliputi command center, ruang server dan laboratorium untuk melakukan tes CPNS.
“Dengan seluruh fasilitas gedung baru tersebut, diharapkan pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur dapat meningkatkan kinerja pelayanan yang inovatif dan kreatif sebagaimana menjadi tugas pokok dan fungsinya,” tandas Indah.
Disebutkan Indah, gedung kantor BKD dibangun untuk mendukung adanya digitalisasi pengelolaan manajemen ASN sehingga akhirnya semua kebutuhan untuk digitalisasi ada di tempat ini. “Ada command center, ruang server, ada loading room semuanya ada di sini termasuk laboratorium komputer based test sehingga ini akan mendukung adanya digitalisasi ASN,” tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, memasuki era 5.0 maka dukungan kerja untuk ASN maupun non ASN berbasis digitalisasi dikarenakan digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan yang pada akhirnya muncul transparansi dan trust. “Dengan adanya digitalisasi semua sudah tidak bisa main-main karena rekam digitalnya itu ada semua dan tepat waktu,” ungkapnya.
“Namanya era digital itu kesiapan pemberian layanan harus lebih cepat lebih efektif dan lebih efektif sehingga orang tidak perlu bolak-balik ke BKD,” imbuhnya.
Lebih lanjut, melalui aplikasi Si Master atau sistem informasi manajemen ASN terintegrasi, Indah menambahkan bahwa minggu kemarin BKD Jatim menjalin kerjasama dengan BKN Pusat terkait dengan terintegrasinya Si Master dengan BKN pusat.
“Mudah-mudahan apa yang kita inginkan menjadi lancar dan sesuai dengan harapan kami untuk digitalisasi pengelolaan manajemen ASN,” urainya. (ST02)





