SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Akhir-akhir ini Kota Surabaya kembali dihebohkan dengan kemunculan kelompok perusuh yang berbuat onar di salah satu warung kopi (warkop) di kawasan Kecamatan Sukolilo. Aksi kelompok tersebut terekam oleh kamera CCTV dan tersebar di berbagai akun media sosial (sosmed).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menampik bahwa munculnya oknum perusuh tersebut adalah gangster yang ramai diduga oleh masyarakat. Ia menjelaskan, kejadian tersebut disebabkan oleh perseteruan antar kelompok perguruan beladiri maupun pencak silat
“Kemarin itu bukan gangster, karena tidak ada gangster di Surabaya. Kemarin itu adalah dari perguruan (silat), kalau yang di Sukolilo antar dua perguruan. Sama seperti di kota lain, yakni antar dua perguruan,” jelasnya, Rabu (1/2).
Eri menerangkan, setiap malam, Pemkot Surabaya bersama Tim Asuhan Rembulan rutin menggelar patroli ketertiban. Bahkan, Pemkot Surabaya bersama Polrestabes Kota Surabaya telah memanggil dan mengajak para perguruan silat dan beladiri menjaga keamanan dan ketentraman Kota Surabaya melalui “Jogo Suroboyo”.
Menurutnya, para pemimpin perguruan beladiri dan pencak silat berperan penting dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antar anggotanya. “Sehingga sekarang bagaimana para pemimpinnya bisa memberikan pemahaman bagi yang dibawah. Yang bawah ini, kalau yang ngomong yang punya perguruan kan bisa nurut,” ujarnya.
Lebih lanjut, mengenai deklarasi yang dibacakan oleh para pimpinan perguruan beladiri dan pencak silat bertujuan untuk menjaga Kota Surabaya secara bersama-sama agar aman dan nyaman.
“Kalau bertengkarnya bukan karena menjaga Surabaya. Pertengkarannya antar (perguruan) ini. Insya Allah, perguruan ini yang atas (pimpinan) sudah membuat perjanjian damai. Tinggal bagaimana kami sekarang, pemkot, kepolisan dan pendekar perguruan serta gurunya itu untuk lebih masif ke bawah lagi untuk menyadarkan mereka karena jumlahnya ribuan,” ujarnya.
Eri pun berencana menobatkan para remaja yang pernah terjaring operasi ketertiban oleh Tim Asuhan Rembulan menjadi Duta Pemkot Surabaya. Penobatan tersebut akan dilaksanakan setelah para remaja itu selesai mengikuti Sekolah Wawasan Kebangsaan.
Hal ini dilakukan agar mereka bisa mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, sekaligus mengajak para remaja lainnya mengikuti Sekolah Wawasan Kebangsaan. Yakni, dengan harapan kenakalan remaja di Kota Surabaya bisa dikendalikan.
“Sudah, Insyaallah Februari sudah mulai. Ada sekitar 78 anak yang kita lakukan Sekolah Wawasan Kebangsaan. Kita izinkan ke sekolahnya, setelah itu kita jadikan Duta Pemkot Surabaya untuk mengajak teman-temannya masuk ke alam Sekolah Wawasan Kebangsaan,” katanya.
Dalam proses pembelajaran di Sekolah Wawasan Kebangsaan, Eri mengayakan bahwa Pemkot Surabaya bekerjasama dengan TNI/Polri. Serta melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) di lingkungan TNI/Polri. (ST01)