SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya sedang mengklasifikasi data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) berdasarkan desil. Langkah itu dilakukan agar intervensi yang diberikan pemkot kepada keluarga miskin tepat sasaran. Dengan harapan, persoalan kemiskinan ini dapat segera terselesaikan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pada tahun 2023 mendatang, pemkot menargetkan dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan desil 1 dan 2. Sebab, kategori ini masuk dalam MBR yang pengeluarannya di bawah Rp 690 ribu per kapita.
“Kalau pengeluarannya kurang dari itu maka masuk dalam keluarga miskin. Keluarga miskin ini berarti masuknya desil 1,” kata Eri Cahyadi, Selasa (18/10).
Ia menjelaskan, bahwa untuk mengentas kemiskinan, secara otomatis maka pendapatan keluarga itu harus dibesarkan. Sementara untuk beban pengeluarannya harus berkurang. Hal itu pun telah dilakukan pemkot seperti misalnya kepada warga penghuni rumah susun sewa sederhana (rusunawa).
“Beberapa warga miskin misal tinggal di rusun itu kita kasih pekerjaan. Kita juga lakukan terkait pengeluarannya misal pembayaran rusun dikurangi dan ini sudah kita lakukan,” ungkap dia.
Wali Kota Eri menyebutkan, bahwa program padat karya yang telah berjalan tak hanya menyasar kepada warga miskin di rusunawa. Tapi juga menyasar kepada warga miskin yang tinggal di perkampungan.
Langkah mengentas kemiskinan yang dilakukan itu seperti di antaranya melalui program padat karya seperti cuci mobil dan pembuatan paving.
“Dulu ada yang mengatakan tidak mungkin warga miskin bisa dapat Rp 6 juta. Ternyata dengan (program padat karya) pembuatan paving itu bisa dapat Rp 6 juta,” ungkap Eri. (ST01)





